Djawanews.com – Pakar epidemiologi dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menyarankan pemerintah Indonesia untuk tidak bergantung pada vaksin saja guna mengentaskan kasus Covid-19 di Indonesia yang kian parah.
“Katakan swine flu, tidak selesai karena vaksin termasuk SARS. Vaksin atau obat ditemukan beberapa waktu setelah pandemi selesai. Walaupun pemerintah mengambil jalur cepat, masih fifty-fifty,” kata Dicky dikutip dari BBC.
“Satu-satunya cara membendung penyebaran virus corona, menurut Dicky, dengan melakukan pelacakan, pengetesan, pengisolasian, dan perubahan perilaku dengan ketat dan cepat serta disiplin. Itu akan bisa mengontrol virus hingga nanti saatnya ada vaksin, obat. Ini yang harus dilakukan setiap negara tidak ada kecuali,” lanjutnya menambahkan.
“Kita masih belum memiliki strategi yang mengarah pada eliminasi Covid-19 di seluruh wilayah. Sehingga membuat kesiapan dari tiap daerah dalam mengendalikan sangat minim. Dilihat dari testing yang minim. Ini artinya kita punya bom waktu di setiap daerah. Mereka tidak menyadari potensi masalah sebarannya karena minim testing sehingga bom waktu akan meledak di akhir September atau awal Oktober,” kata Dicky menegaskan ledakan kasus Covid-19 yang mungkin terjadi dua bulan ke depan.
Untuk mengetahui ragam perkembangan peristiwa regional, nasional dan mancanegara terupdate, ikuti terus rubrik Berita Hari ini di Djawanews.