Djawanews.com – Menantu Donald Trump sekaligus mantan penasihat Gedung Putih, Jared Kushner kembali masuk dalam nominasi Nobel Perdamaian dua tahun berturut-turut.
Pria berusia 41 tahun itu dulunya bekerja di Departemen Luar Negeri di bawah pemerintahan mertuanya tersebut.
Perjanjian Abraham yang membuat Jared Kushner mendapatkan nominasi Nobel Perdamaian tentang kesepakatan antara Israel dan negara-negara Timur Tengah.
Adapun kesepakatan dalam Perjanjian Abraham memiliki tujuan untuk menormalisasi hubungan antara negara Yahudi ini dengan beberapa negara Arab.
Selain Jared Kushner, dua orang lainnya yang sama-sama berasal dari Amerika Serikat juga turut dinominasikan dalam penghargaan Nobel Perdamaian, yakni Lee Zeldin dan Avi Berkowitz.
Lee Zeldin sendiri merupakan seorang anggota kongres dan kandidat untuk pemilihan Gubernur New York dari Partai Republik, sedangkan Avi Berkowitz adalah seorang mantan wakil penasihat Gedung Putih.
“Perjanjian Abraham yang ditandatangani pada 2020 mewakili terobosan diplomatik paling signifikan antara Israel dan negara-negara Arab dalam beberapa dasawarsa,” tulis Lee Zeldin dalam nominasinya, melansir Daily Mail pada Senin, 14 Februari.
Perjanjian ini menormalisasi hubungan antara negara Israel dengan Uni Emirat Arab, Sudan, Maroko, dan Bahrain.
“Dengan latar belakang konflik yang terjadi selama berabad-abad, dan pandemi covid-19, ketegangan yang meningkat, dan pengaruh Iran yang semakin besar,” lanjut Zeldin dalam tulisannya.
“Kushner dan Berkowitz berhasil menyatukan para pemimpin regional dan membentuk aliansi regional yang lebih mampu melawan pengaruh Iran yang jahat,” ungkap Zeldin.
Bagi Jared Kushner dan Avi Berkowitz, ini merupakan tahun kedua secara berturut-turut masuk dalam nominasi untuk karya mereka.
Mantan pengacara Donald Trump, Alan Dershowitz-lah yang mengajukan nama mereka untuk penghargaan Nobel Perdamaian ini pada tahun lalu.
“Berkat para pemimpin yang visioner dan usaha jutaan rakyat Israel dan Arab, Perjanjian Abraham terus menguat, menjadikan Timur Tengah dan dunia, tempat yang lebih aman dan sejahtera,” terang Jared Kushner.
Sejak meninggalkan Washington DC, menantu Donald Trump ini dilaporkan telah menghubungi koneksinya di negara-negara tersebut untuk melakukan investasi di perusahaan barunya.
Jared Kushner telah menjalin komunikasi dengan pemimpin dari Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, dan negara-negara teluk, mencoba mendapatkan dukungan untuk perusahaan barunya, Affinity Partners.