Djawanews.com – Direktur Keadaan Darurat Badan Kesehatan Dunia (WHO) Michael Ryan membawa kabar gembira soal varian Omicron. Dia mengatakan vaksin COVID-19 yang ada saat ini mampu memberi perlindungan terhadap varian Omicron dari kasus sakit parah.
Melansir BBC, Rabu (8/12), pernyataan WHO ini disampaikan setelah uji laboratorium terhadap Omicron memperlihatkan varian ini sebagian mampu mengelak dari vaksin Pfizer.
Meskipun ditemukan ada penurunan cukup drastis soal bagaimana antibodi dari vaksin menetralisir varian Omicron, Ryan tetap menekankan tidak ada tanda-tanda Omicron mampu menghindar dari vaksin dibanding varian lain.
"Kita memiliki vaksin yang cukup efektif dan terbukti mampu melawan semua varian yang ada saat ini, dalam konteks kasus rawat inap dan sakit parah, jadi tidak ada alasan untuk menganggap hal ini tidak berlaku bagi Omicron," kata Ryan.
Data awal, kata Ryan, menunjukkan Omicron tidak membuat orang lebih sakit parah ketimbang varian lain.
"Jika ada, maka kasusnya tidak membuat sakit lebih parah," kata dia.
Hasil penelitian dari Afrika Selatan yang belum dikaji oleh sesama ilmuwan, menemukan vaksin Pfizer/BioNTech bisa 40 kali berkurang efektivitasnya melawan Omicron dibanding varian asli virus corona yang pertama.
Namun virolog di Institut Kesehatan Afrika yang memimpin penelitian tersebut, Prof Alex Sigal mengatakan kemampuan Omicron untuk menghindari antibodi dari vaksin belum sempurna.
Ilmuwan meyakini pada infeksi sebelumnya, setelah disertai vaksinasi atau suntikan penguat (booster), tampaknya bisa meningkatkan kemampuan menetralisir virus dan kemungkinan bisa lebih melindungi pasien dari sakit parah.
Kemampuan vaksin Pfizer melawan Omicron akan dirilis dalam beberapa hari lagi. Sementara itu, belum ada data bagaimana vaksin Moderna, Johnson & Johnson dan vaksin lain melawan Omicron.