Djawanews - Pemkab Wonogiri sudah merancang Kawasan Wisata Waduk Gajah Mungkur (WGM) layaknya Wisata Guatape Dam di Kolombia. Luas lahan Kawasan Wisata Waduk Gajah Mungkur diperluas dari 7,5 hektare jadi 115 hektare.
Kasubdib Perencanaan Teknis Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR, Kusuma Wardani menjelaskan, perluasan kawasan seluas 115 hektare sisi barat akan melibatkan sejumlah pulau di WGM, dan tiga lokasi di Desa Sendang tak jauh dari WGM. Yakni Bukit Joglo, Bukit Cenik, dan tiga Bukit Susu.
Kawasan dekat perairan waduk yang akan dikembangkan dari kompleks WGM ke barat hingga kawasan Cakaran/Plataran atau semacam dermaga kecil di perbatasan Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri dengan Gumiwang Lor, Kecamatan Wuryantoro.
Kusuma menyampaikan pekerjaan fisik kemungkinan besar akan dimulai Agustus 2021. Tahap awal, proyek fokus pada pengembangan kawasan wisata Waduk Gajah Mungkur terlebih dulu.
Lahan wisata milik Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo seluas 7,5 hektare. Pengembangan juga dilaksanakan di lahan pemerintah kabupaten seluas 3,5 hektare.
"Setelah jadi kawasan wisata ini terbuka, kemungkinan menjadi kawasan wisata terbesar di Jawa Tengah. Nama objek wisatanya belum diputuskan. Ini akan jadi ikon Kabupaten Wonogiri dan diharapkan bisa menjadi modal awal kemajuan daerah,” kata Kusuma seperti dilansir dari Humas Pemprov Jateng, Minggu (25/4/2021).
FGD yang digelar secara virtual tersebut melibatkan banyak pihak, termasuk nelayan, petani ikan, warga, pemerintah desa, dan lainnya. Berdasar perencanaan konsultan, kawasan yang dikembangkan fokus di lahan aset Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo.
Bupati Wonogiri Joko Sutopo berharap Pemkab akan diberi kewenangan penuh mengelola objek wisata hasil pengembangan WGM yang diproyeksikan mirip Wisata Guatape Dam, Kolombia.
Joko Sutopo beranggapan, dibangunnya Kawasan Wisata WGM menjadi suatu penghormatan dan penghargaan bagi 67.515 jiwa yang bertransmigrasi _bedhol desa_ ke Provinsi Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, dan Sumatera Selatan pada 1976.
Meski demikian, menurutnya waduk seluas lebih kurang 8.800 hektare yang mulai dioperasikan pada 1982 itu tak memberi kontribusi optimal untuk Wonogiri. Manfaat terbesar atas keberadaan WGM Wonogiri justru diperoleh daerah lain.
Waduk itu dapat mengendalikan banjir di wilayah hilir, seperti Sukoharjo, Solo, Sragen, dan sebagian daerah di Jawa Timur. Air tampungannya pun dimanfaatkan untuk irigasi areal pertanian seluas 23.600 hektare di daerah-daerah tersebut. Listrik yang dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga air atau PLTA dengan memanfaatkan air waduk juga tak sepenuhnya untuk kepentingan Wonogiri.
Ssbagai informasi, pengembangan kawasan wisata WGM menjadi proyek Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Kegiatan itu merupakan proyek multiyears 2021-2023 dengan estimasi anggaran lebih kurang Rp170 miliar.
Sebanyak 46 wahana yang bakal dibangun merupakan wahana yang selama ini belum ada di tempat wisata lain, seperti teras pantai waduk, Museum Gajah Mungkur, taman tematik dan lansekap, taman opera, taman pintar, dan infinity pool. Selain itu akan dibangun pula pedestrian kaca, bianglala, agrowisata, kebun raya, kawasan lintas alam dan jalur olahraga sepeda ekstrim atau downhill, area pemandangan waduk dari jalan atau scenic lake from road, dan sebagainya.