Djawanews - Jepang baru saja mencetak rekor, jumlah bayi baru lahir terendah. Tampaknya banyak pasangan menunda menikah atau keluarga baru yang belum berani memiliki anak di tengah pandemi virus corona .
Data yang dirilis pada Kamis (3/6) oleh pemerintah Jepang seperti diwartakan The Independent menunjukkan, jumlah bayi yang lahir pada 2020 turun menjadi 840.832. Atau turun 2,8 persen atau 24.407 dibandingkan 2019.
Ini adalah pertama kalinya negara itu mencatat kurang dari 900.000 kelahiran sejak masa pencatatan dimulai. Jumlah pernikahan yang terdaftar di Jepang juga turun 12,3 persen menjadi 525.490.
Catatan juga menunjukkan tingkat kelahiran bisa menurun lebih jauh, dengan jumlah bayi baru lahir turun 9,2 persen pada periode Januari hingga Maret.
Data menunjukkan orang menunda menikah dan memulai sebuah keluarga di tengah ketidakstabilan keuangan sebagai akibat dari pandemi.
Jepang memiliki salah satu tingkat kesuburan terendah di dunia dan jumlah kelahiran terus menurun sejak 1973.
Politisi telah menyuarakan keprihatinan atas dampak penurunan tingkat kelahiran pada ekonomi negara di berbagai bidang termasuk pekerjaan dan pasar perumahan.
Para ahli mengatakan populasi Jepang yang menyusut dapat dikaitkan dengan orang-orang muda yang berfokus pada karir mereka dan tidak melakukan hubungan seks dan pernikahan , sementara warga lanjut usia hidup lebih lama dari sebelumnya.
Usia orang melahirkan anak juga semakin meningkat, dengan rata-rata usia saat melahirkan anak pertama adalah 30,7 tahun.