Djawanews.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pertemuannya dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh membahas banyak hal, termasuk soal Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Diketahui, Jokowi bertemu Surya di Istana Kepresidenan pada Senin (17/7) lalu.
"Ya ada berbicara masalah yang berkaitan dengen kepemerintahan, ada yang berbicara masalah yang berkaitan dengan politik, ada yang berkaitan dengan 2024," kata Jokowi dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis 20 Juli.
Namun, Jokowi enggan membeberkan secara detail isi pertemuannya dengan Surya Paloh.
"Tapi kan enggak bisa saya sebut satu per satu secara detail. Enak banget dong," katanya.
Dia menambahkan, pertemuannya dengan Surya Paloh wajar saja terjadi. Apalagi sebelumnya sudah sering bertemu.
"Pertemuan dengan Pak Surya Paloh ya pertemuan biasa. Kita kan sering ketemu, sering ketemu ya wajar, masa mau tahu semuanya," kata mantan gubernur DKI Jakarta itu.
Sebelumnya, Surya Paloh mengatakan, Presiden Jokowi sempat menanyakan soal bakal calon wakil presiden (bacawapres) yang bakal mendampingi bakal calon presiden (bacapres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan.
Pertanyaan itu disampaikan Presiden Jokowi saat mengundang Surya Paloh ke Istana Kepresidenan, Jakarta pada Senin (17/7) sore.
"Nah, pak Jokowi juga tanya, siapa ini wakil presidennya (Anies Baswedan) ini," ucap Surya di NasDem Tower, Gondangdia, Jakarta Pusat, Selasa (18/7/2023).
Mendapat pertanyaan itu, Surya mengaku kepada Presiden Jokowi bahwa tidak mengetahui siapa tokoh yang akan jadi bacawapres.
Dia menyampaikan kepada Presiden Jokowi bahwa urusan bacawapres sudah diserahkan sepenuhnya kepada Anies.
"Ya saya bilang, saya belum memahami. Barangkali Pak Anies yang paling tahu, ya itu saja kira-kira," ucap Surya sambil tertawa.
Meski begitu, Surya mengaku tak tersinggung ataupun marah dengan sikap Presiden Jokowi yang menanyakan soal bacawapres Anies.
Sebaliknya, dia justru mengapresiasi. Apalagi pertemuan dengan Presiden Jokowi berlangsung dalam suasana kekeluargaan.
"Masalah pilihan masing-masing. Tapi kan memang itu esensinya demokrasi kan, dan semakin matang kita dalam pemahaman untuk aktualisasi, kan arti keberadaan kita dalam sistem dan mode demokrasi yang ada, sebenarnya semakin baik kita di dalam berbangsa dan bernegara," ucapnya.