Djawanews.com – Presiden Jokowi menggelar rapat terbatas (ratas) untuk membahas penanganan COVID-19 bersama Komite COVID-19. Dalam ratas, ia mengomentari pola komunikasi para pejabatnya yang ikut menangani pandemi, baik dari kalangan menteri dan Komite.
Presiden menilai, pemberitaan para jurnalis, terutama jurnalis asing, yang buruk tentang penanganan COVID-19 disebabkan karena buruknya komunikasi para pejabat.
“Kalau yang saya baca dari para jurnalis, terutama asing, ini yang karena komunikasi kita yang tidak firm, tidak gamblang, tidak jelas, sehingga yang mereka tulis itu sering hal-hal yang tidak baik,” kata Jokowi saat ratas, Senin (24/8).
Saat ini penanganan pandemi yang dilakukan Indonesia diklaim Presiden sudah sesuai jalur yang benar. Hanya saja berita negatif yang muncul disebabkan oleh jajarannya yang tak hati-hati mengungkapkan pernyataan kepada media.
Untuk menghindari hal tersebut, Presiden meminta agar para menteri dan jajaran untuk berkonsultasi dengan Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito sebelum membuat pernyataan tentang penanganan virus Corona.
“Hati-hati, tolong satu itu saja. Prof Wiku diajak bicara, kalau memang mau bicara (ke media),” kata Jokowi lagi.
Presiden menekankan pentingnya komunikasi karena pemberitaan di media akan sangat berpengaruh, terutama terhadap ekonomi yang saat ini lemah karena pandemi. Presiden juga mengapresiasi penanganan COVID-19 karena sudah ada komitmen vaksin sebanyak 290 juta pada tahun 2021.