Djawanews.com – Pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Presiden China, Xi Jinping yang akan berlangsung hari ini menjadi sorotan. Hal ini disebabkan posisi China di kancah politik global sudah dianggap sebagai common enemy atau musuh bersama seperti Amerika Serikat hingga Eropa.
Menurut pengamat politik Rocky Gerung, Jokowi dalam pertemuan tersebut akan membahas masalah Ibukota Negara (IKN) dan utang luar negeri Indonesia.
“Sebetulnya ketegangan perang dunia itu ada di depan mata kita, dan Indonesia masih berupaya untuk menemui China hanya untuk urusan sepele tuh, IKN. 'tolong dong, bantuin terus dong',” kata Rocky Gerung dikutip dari kanal YouTube Rocky Gerung Official, Selasa 26 Juli.
Kunjungan Jokowi ke China ini, kata Rocky, menunjukkan pembacaan politik yang dangkal karena China sudah dianggap sebagai musuh bersama.
“Aneksasi, mempengaruhi dan halangi kebebasan. Lain ceritnya kalau China membuka diri dengan sistem demokrasi, tapi kan enggak begitu yang terjadi. Ekonominya memang mengalami kapitalisasi, tapi politiknya tetap sangat otoriter kan. Itu intinya,” tuturnya.
“Masak Indonesia mau proxy dengan negara yang otoriter terhadap rakyatnya sendiri dan terhadap mereka yang etnis dan agama lain seperti kasus di Xinjiang etnis Uighur?” pungkasnya.
Diketahui Presiden Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana telah tiba di Beijing, China, pada Senin, 25 Juli 2022 pukul 21.37 waktu setempat.
Presiden Jokowi dan Istri disambut oleh Menteri Luar Negeri Cina Wu Jiang Hao, Dutabesar RI Beijing, Djauhari Oratmangun beserta Istri, dan Atase Pertahanan Republik Indonesia di Beijing Marsma Bayu Hendra Permana beserta Istri.