Djawanews.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan melakukan pertemuan dengan Presiden Joe Biden pada Senin mendatang, 13 November. Kedua kepala negara tersebut akan membahas keamanan regional hingga transisi energi ramah lingkungan.
Juru bicara Gedung Putih mengatakan pertemuan itu akan membahas cara-cara untuk menegakkan hukum internasional, memastikan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, sebuah referensi yang digunakan Washington untuk menggambarkan upayanya melawan pertumbuhan kekuatan dan pengaruh Tiongkok.
"Selama kunjungan tersebut, Presiden Biden akan menegaskan kembali komitmen Amerika Serikat untuk memperdalam kemitraan kita yang telah berlangsung selama hampir 75 tahun antara negara demokrasi terbesar kedua dan ketiga di dunia," terang Jean-Pierre, melansir Reuters 8 November.
Jean-Pierre mengatakan kedua pemimpin juga akan menjajaki peluang untuk meningkatkan kerja sama dalam transisi menuju energi ramah lingkungan, memajukan kesejahteraan ekonomi, serta memperkuat perdamaian dan stabilitas regional.
Selain bertemu Presiden Biden, Presiden Jokowi dijadwalkan untuk menghadiri KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di San Francisco pada 15-17 November.
Rencana pertemuan di Washington pertama kali diumumkan pada Bulan September, setelah Presiden Biden tidak menghadiri pertemuan puncak para pemimpin Asia Tenggara di Jakarta Agustus lalu, dengan Wakil Presiden Kamala Harris datang mewakilinya.
Krisis yang terjadi di Jalur Gaza dikatakan akan menghadirkan latar belakang yang canggung, dengan Indonesia sebagai negara mayoritas Muslim terbesar di dunia dan Amerika Serikat sebagai sekutu utama Israel.
Indonesia turut dalam kecaman internasional terhadap invasi Israel ke Gaza setelah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober dan menyerukan gencatan senjata segera. Pada hari Selasa, Presiden Jokowi mengatakan dukungan Indonesia terhadap Palestina "tidak akan pernah goyah."