Djawanews.com – Perbaikan infrastruktur di kawasan wisata Malioboro saat demo penolakan Omnibus Law menelan biaya ratusan juta. Perbaikan sendiri dilakukan atas kerja sama Pemkot Yogyakarta dan Pemprov DIY.
Dilansir dari Tribun Jogja, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti, Senin (12/10/2020), menjelaskan bahwa proses perbaikan telah dilakukan pascademonstrasi hingga akhir pekan lalu. Ia juga mengklaim bahwa saat ini kawasan Malioboro sudah kembali normal.
Haryadi mengaku bahwa banyak infrastruktu yang rusak dan harus diganti seperti lampu penerangan, pot bunga, dan kursi. Selain itu dilakukan juga pengecatan lantaran banyak coretan vandalisme yang merusak pemandangan di Malioboro.
"Kerugian sampai Rp 200 jutaan. Tekanan kami bukan dalam proses penggantian, tapi agar tidak terulang lagi penyampaian pendapat yang berujung pada perusakan infrastruktur," jelasnya.
Saat disinggung tentang kerugian para pedagang di kawasan Malioboro, Haryadi mengaku belum ada langkah ganti rugi sampai sejauh ini. Ia berpesan kepada para pedagang agar tetap beraktivitas sekaligus bersiap jika aksi unjuk rasa kembali terulang. Haryadi mengimbau agar mereka menutup lapak saat terjadi unjuk rasa di kawasan tersebut.
Haryadi berharap saat terjadi unjuk rasa di Malioboro, mahasiswa atau elemen yang datangbisa menjaga kondusifitas dan menghindari provokasi ke arah yang merusak.
Untuk memantau kabar Omnibus Law dan berita Jogja terkini, kunjungi situs resmi Warta Harian Nasional Djawanews. Anda juga bisa mengikuti kami melalui akun media sosial Instagram @djawanewscom dan melalui aplikasi Babe. Hubungi kami untuk membagikan foto, video, artikel, dan berita lainnya.