Djawanews.com – Ketua Komunitas Tuli Temanggung Bersenyum (TTB), Jawa Tengah, Dwi Kusuma Wirawan mengungkapkan pentingnya kesadaran untuk memanggil orang yang tidak dapat mendengar dengan sebutan Tuli dengan ‘T’ besar. Bukan tunarungu seperti yang selama ini lazim dikenal.
Menurutnya, Tuli merupakan anugerah dari Tuhan dan bukan sebuah kekurangan. Lebih dari itu Tuli merupakan sebuah identitas.
"Maka mulai sekarang kami mengajak dari teman-teman media untuk menulis atau menyebut 'Tuli' dengan T besar bukan tunarungu. Mengapa menggunakan kata Tuli, karena perspektif budaya itu menunjukkan tuli adalah sebuah identitas diri punya kemampuan menggunakan bahasa isyarat, bisa bekerja dan punya kesetaraan dengan orang dengar," kata Dwi dikutip dari TuguJogja.
"Kalau orang tuli harus menggunakan alat bantu dengar, harus ke dokter dioperasi itu tidak menyembuhkan. Sebenarnya tidak harus diperbaiki, tapi yang dibutuhkan adalah fasilitas,” lanjutnya.
“Kami lebih bangga menjadi tuli daripada tunarungu," tegas Dwi.
Untuk mengetahui ragam perkembangan peristiwa regional, nasional dan mancanegara terupdate, ikuti terus rubrik Berita Hari ini di warta harian Djawanews. Selain itu, untuk mendapatkan update lebih cepat, ikuti juga akun Instagram @djawanews.