Djawanews.com – Telah tersebar kabar mengenai peringatan badai ekuinoks. Namun, berdasarkan penjelasan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), hal tersebut merupakan informasi yang salah atau hoaks.
Pengamatan BMKG, suhu maksimum Mei 2020 di Indonesia masih cukup normal, yaitu pada kisaran 31—36 derajat Celsius.
“Dengan memperhatikan penjelasan teknis tersebut, maka dapat dikatakan bahwa isu tersebut adalah hoaks dan tidak dapat dipertanggungjawabkan,” jelas Herizal, Pelaksana Tugas Deputi Bidang Meteorologi BMKG.
Penjelasan BMKG tentang Perbedaan Ekuinoks dan Gelombag Panas
Dikutip Djawanews dari Kompas, fenomena ekuinoks atau equinox bukan merupakan badai panas atau gelombang panas (heat wave) layaknya fenomena yang kerap terjadi di lintang menengah dan tinggi, seperti Jepang, India, Eropa, dan Amerika. Fenomena ekuinoks dan gelombang panas memiliki perbedaan yang mendasar.
Gelombang panas (heat wave) merupakan fenomena meningkatnya suhu udara yang lebih tinggi dari 5 derajat Celsius dari batas suhu normal suatu wilayah. Hal tersebut terjadi karena adanya anomali sistem cuaca tekanan tinggi dalam beberapa hari atau beberapa minggu.
Berdasarkan penjelasan BMKG, hal tersebut berbeda dengan ekuinoks. Ekuinoks ialah fenomena astronomi ketika posisi semu matahari tepat di atas garis khatulistiwa. Dalam satu tahun, ekuinoks bisa terjadi dua kali, kira-kira tanggal 21 Maret dan 23 September. Suhu rata-rata wilayah Indonesia ketika terjadi ekuinoks adalah 32-36 derajat Celsius.
Untuk mengakses informasi terkini yang lain, ikuti terus berita hari ini.