Djawanews.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) hanya tertawa saat ditanya soal apakah calon presiden (capres) pilihannya akan sama dengan pilihan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Jokowi menegaskan bahwa urusan capres adalah wewenang partai politik atau gabungan partai politik.
"Saya ulangi ya, yang namanya capres-cawapres itu disiapkan oleh partai atau gabungan partai. Nanti yang milih rakyat, bukan saya," tegasnya saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Senin 7 November.
Meski begitu, dia mewanti-wanti agar partai politik juga berhati-hati dalam memilih capres yang akan diusung. Namun juga tidak terlalu lama.
Sebabnya, kondisi global belakangan ini semakin tidak menentu. Sehingga kondisivitas politik di dalam negeri harus benar-benar dijaga.
"Sekali lagi hati-hati memilih capres dan cawapres," ujarnya.
"Tetap menjaga kondusivitas politik, karena didukung oleh keadaan global yang kita tahu semuanya. Hati-hati. Kedaan ini sedang tidak normal saja di dunia," imbuhnya.
Sebelumnya, Ketua DPP PDI Perjuangan Eriko Sotarduga meyakini Presiden Joko Widodo memiliki pilihan calon presiden yang sama dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Saya punya satu keyakinan. Saya punya praduga asumsi, tidak berbeda pilihan Pak Jokowi dengan ibu Mega," kata Eriko saat rilis survei Indekstat di kawasan Jakarta Pusat, Minggu 6 November.
Namun, terkait siapa capres yang akan dipilih PDIP masih berada di tangan Megawati. Pengumumannya akan menunggu waktu yang tepat.
Eriko lantas mengungkapkan percakapannya dengan Megawati terkait dengan capres. Menurutnya, bisa saja deklarasi dilakukan saat ini, namun menjadi pertanyaan justru kesiapan internal partai.
Presiden Joko Widodo menitipkan pesan kepada partai-partai politik menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Dia bilang, antar partai boleh bersaing tapi jangan sampai saling menjatuhkan.
Hal itu disampaikan Jokowi saat menghadiri Hari Ulang Tahun (HUT) ke-8 Partai Perindo di Jakarta, Senin 7 November.
"Ini sudah masuk tahun politik. Kita boleh bersaing, berkompetisi antar partai, tetapi jangan sampai saling menjatuhkan," kata Jokowi.
Lebih lanjut, Jokowi mengaku sempat dimintai pendapat oleh Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo mengenai siapa dan seperti apa tokoh yang pantas diusung sebagai capres pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Dia hanya menjawab bahwa menentukan pasangan capres dan cawapres merupakan kewenangan partai atau gabungan partai politik.
"Biasanya, Pak HT (Hary Tanoe) ini kalau dengan saya sering bisik-bisik, 'pak, capresnya Perindo milih ini gimana menurut bapak'. Saya sampaikan terserah Perindo," kata Jokowi.
Mantan wali kota Solo itu mengaku tak mau ikut campur soal siapa tokoh yang akan diusung oleh partai politik para Pilpres 2024. Sebab, bisa saja apa yang menjadi pilihannya justru keliru.
"Nanti dipikit ikut-ikut. Nanti saya salah, saya bisa keliru," ucapnya.
Meski begitu, Jokowi juga berpesan supaya partai politik berhati-hati memilih capres yang akan diusung. Namun juga jangan sampai terlalu lama mengumumkannya.
"Milih capresnya hati-hati, milih cawapresnya hati-hati. Tetapi kalau bisa jangan terlambat deklarasi juga," pungkasnya.
"Beliau menyampaikan seperti ini, 'deklarasi kapan saja bisa memutuskan, kapan saja. Tapi apakah kita (PDIP) sudah siap'," kata Eriko di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu 6 November.
Bagi Megawati, kata Eriko, mempersiapkan diri menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sama pentingnya dengan mengumumkan pasangan capres-cawapres. Oleh karenanya, saat ini kader PDIP di seluruh wilayah sedang bersiap diri memenangkan kontestasi demokrasi mendatang.
"Ini juga penting. Ini yang sekarang sedang dilakukan partai, mempersiapkan semua di seluruh wilayah," ucapnya.