Presiden Joko Widodo menyampaikan impor elpiji di Indonesia dari negara lain sangat besar. Adapun besar nilai impor Indonesia yakni mencapai Rp80 triliun dan masih bisa mengalami kenaikan dengan subsidi sebesar Rp 60-70 triliun.
"Impor kita elpiji itu gede banget, mungkin Rp 80an triliun dari kebutuhan 100-an triliun. Itu pun juga harus disubsidi untuk sampai ke masyarakat karena harganya juga sudah sangat tinggi sekali, subsidinya antara Rp 60-70 triliun," ujar Jokowi saat meresmikan groundbreaking hilirisasi batu bara menjadi dimetil eter (DME) di Muara Enim, Sumatera Selatan, sebagaimana disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Senin (24/1). Dilansir dari Kompas.com.
"Pertanyaan saya apakah ini mau kita terus terusan impor terus, yang untung negara lain, yang terbuka lapangan pekerjaan juga di negara lain," tegas Jokowi.
Ia melanjutkan, padahal Indonesia memiliki bahan mentah dari elpiji, yakni batu bara. Batu baru itu dapat diproses menjadi DME yang sama-sama dapat menghasilkan api.
"Hampir mirip dengan elpiji tadi saya sudah melihat bagaimana api dari DME untuk memasak dan api yang dari elpiji untuk memasak. Sama saja," ungkapnya.
Sehingga apabila hilirisasi batu bara dilakukan akan mengurangi subsidi APBN untuk elpiji. Kemudian secara jangka panjang apabila semua impor elpiji dihentikan dan masyarakat beralih ke DME akan mengurangi nilai impor.
"Ini yang terus kita kejar, selain Kita bisa memperbaiki neraca perdagangan kita, karena kita enggak impor, kita bisa memperbaiki neraca transaksi berjalan kita karena kita nggak impor," tutur Jokowi.
"Ini perintah udah enam tahun yang lalu saya sampaikan, tapi memang kita ini sudah berpuluh-puluh tahun nyaman dengan impor, ada nyaman dengan impor, memang duduk di zona nyaman paling enak. Sudah rutinitas terus impor impor impor," tegas kepala negara.
Menurutnya jika terus-menerus melakukan impor, negara serta masyarakatlah yang rugi. Hal ini karena, Negara rugi pada pembiayaan sedangkan masyarakat rugi karena tidak terbuka lapangan kerja.
"Bayangkan tadi disampaikan oleh Menteri Investasi akan membuka lapangan pekerjaan 11.000-12.000 di sini (Muara Enim)," kata Jokowi. "Kalau ada lima investasi seperti yang ada di hadapan kita ini 70.000 lapangan pekerjaan yang akan tercipta, itu yang langsung loh. Yang tidak langsung biasanya dua sampai tiga kali lipat," jelasnya.
Karenanya, ia ingin memastikan proyek pembangunan hilirisasi batu bara menjadi DME itu cepat selesai dan tidak lebih dari batas waktu 30 bulan. Jokowi juga meminta tidak ada rencana yang mundur-mundur lagi.
"Kita harapkan nanti setelah di sini selesai, dimulai lagi di tempat lain. Larena ini hanya bisa mensuplai Sumatera Selatan dan sekitarnya, kurang lebih 6 jutaan KK. Kita memiliki deposit batubara yang yang jauh dari cukup, kalau hanya untuk urusan DME ini, sangat kecil sekali," jelas Jokowi.
"Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim pada pagi hari ini groundbreaking proyek hilirisasi batu bara menjadi dimetil eter saya nyatakan dimulai," tambahnya. Dilansir dari Kompas.com.
Baca artikel terkait Impor. Simak berita menarik lainnya hanya di Djawanews dan ikuti Instagram Djawanews.