Djawanews.com – Iran disebut gagal menghormati kesepakatan yang telah dibuat terkait nuklir untuk memungkinkan pengawas melakukan pemantauan komponen fasilitas nuklir di negara tersebut. Hal ini disampaikan pengawas nuklir PBB mengatakan pada Hari Minggu, 26 September.
"Direktur Jenderal (IAEA) (Rafael Grossi) menekankan, keputusan Iran untuk tidak mengizinkan akses agen ke bengkel pembuatan komponen sentrifugal TESA Karaj, bertentangan dengan persyaratan yang disepakati dari pernyataan bersama yang dikeluarkan pada 12 September," kata Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dalam sebuah pernyataan, mengutip Reuters Senin 27 September.
Kesepakatan 12 September, dicapai pada malam pertemuan Dewan Gubernur IAEA yang beranggotakan 35 negara, berarti kekuatan Barat memilih untuk tidak mencari resolusi yang mengkritik Iran pada pertemuan tersebut.
Sementara itu, utusan Iran untuk IAEA mengatakan pada Hari Senin, laporan direktur jenderal tidak akurat dan melampaui persyaratan yang disepakati dalam pernyataan bersama.
"Setiap keputusan yang diambil oleh Iran tentang peralatan pemantauan, hanya didasarkan pada pertimbangan politik daripada pertimbangan hukum. Dan, badan (IAEA) tidak dapat dan tidak boleh menganggapnya sebagai salah satu haknya," kata Kazem Gharibabadi di Twitter.
Sebuah resolusi bisa membunuh harapan untuk melanjutkan pembicaraan yang lebih luas tentang menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran, karena Iran biasanya marah pada langkah-langkah seperti itu. Sementara, Presiden Iran Ebrahim Raisi yang baru berkuasa dan berasal dari kelompok garis keras, menegaskan siap kembali ke meja perundingan, tetapi tidak di bawah tekanan Barat.
"Selama diskusi di Teheran & Wina, Iran menunjukkan karena Kompleks Tessa Karaj masih dalam penyelidikan keamanan dan peradilan, peralatan yang terkait dengan Kompleks ini tidak termasuk untuk diservis. Itu sebabnya frasa 'peralatan teridentifikasi' telah digunakan dalam pernyataan bersama," terang Gharibabadi.
"Iran dari 20-22 September mengizinkan inspektur IAEA, untuk melayani peralatan pemantauan dan pengawasan lembaga yang diidentifikasi, untuk mengganti media penyimpanan di semua lokasi yang diperlukan di Iran, dengan pengecualian bengkel pembuatan komponen sentrifugal di kompleks TESA Karaj," sebut pernyataan IAEA lebih lanjut.
Diketahui, bengkel itu menjadi korban sabotase pada Bulan Juni di mana salah satu dari empat kamera IAEA di sana hancur. Iran belum mengembalikan 'media penyimpanan data' kamera itu. IAEA mengatakan dalam sebuah laporan bulan ini, mereka telah meminta Iran untuk menemukannya dan menjelaskannya. Berdasarkan kesepakatan, IAEA akan mengganti kamera pengawasannya di fasiliats tersebut.