Djawanews.com – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan peran penting pers guna menghambat penyebaran HOAKS Covid-19 yang kian ganas.
“Pemerintah membutuhkan kehadiran pers dengan perspektif jernihnya untuk berdiri di depan melawan kekacauan informasi, penyebaran hoaks, dan ujaran kebencian yang mengancam kehidupan demokrasi. Ini agar masyarakat dapat terus menerima kualitas informasi yang baik, dan tidak menerima berita hoaks,” kata Khofifah, dikutip dari Antara.
"Bahkan, bila dihadapkan dengan situasi pandemi seperti sekarang, peranan pers sangat dibutuhkan dan kian relevan. Pers menjadi garda terdepan untuk mencerahkan, meluruskan informasi dan meredakan kepanikan yang melanda masyarakat," lanjutnya.
Pendapat Kofifah bukan sekadar isapan jempol semata jika menilik data yang dihimpun Communication for Development Specialist UNICEF Rizky Ika Syafitri.
Dampak buruk dari bertebarannya informasi hoaks seputar vaksinasi Covid-19 salah satunya adalah menurunkan minat masyarakat untuk divaksin. Akibatnya, herd immunity atau kekebalan kelompok jadi terhambat.
“Berdasarkan survei yang dilakukan UNICEF, Kemenkes dan beberapa lembaga lain pada September 2020, 65 persen masyarakat sedia divaksin, 27 persen ragu-ragu dan sebagian kecil menolak menolak dengan pertimbangan keamanan, efisiensi vaksin dan status halal dan haramnnya sebuah vaksin,” jelas Rizky dikutip dari Liputan 6.
"Ini tidak main-main, ini dampaknya nyawa orang kehilangan, hak atas imiunisasi perlindungan diri, kita bisa mengalami wabah, tidak mencapai herd imunity karena hoaks," kata Rizky.
Untuk mengetahui ragam perkembangan peristiwa regional, nasional dan mancanegara terupdate, ikuti terus rubrik Berita Hari ini di warta harian Djawanews. Selain itu, untuk mendapatkan update lebih cepat, ikuti juga akun Instagram @djawanews.