Djawanews.com – Sikap Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menolak wacana pembelian StreetScooter milik perusahaan mobil Deutsche Post DHL Group, Jerman, sebagai strategi pengembangan mobil listrik nasional dinilai tidak etis.
Penolakan itu dianggap tidak etis karena disampaikan melalui kanal YouTube pribadi dan bukan dalam forum resmi atau dalam kapasitasnya sebagai komisaris utama Pertamina.
Ketua PB HMI Ali Zakiyuddin menilai sikap ahok tersebut terbilang politis dan jauh dari tradisi dialog bangsa Indonesia.
“Sebagai komisaris utama, beliau seharusnya bisa lebih wise dalam membicarakan urusan perseroan di wilayah publik. Menegur Dirut tidak harus dilakukan secara terbuka. Jangan seolah-olah menjadi pihak yang baik dan benar sendiri di internal perusahaan", kata Ali kepada wartawan, Kamis, 25 November.
Menurut Ali, apa yang diwacanakan manajemen Pertamina pasti memiliki pertimbangan bisnis tertentu. Baik dari sisi brand image streetscooter maupun terkait dengan kesanggupan keuangan Pertamina itu sendiri.
Atau dengan kata lain, mengakuisisi perusahaan yang sudah berjalan dan memiliki pasar di banyak negara, dinilai sebagai sebuah langkah yang tepat.
Lebih lanjut Ali mengatakan rencana pembelian StreetScooter itu merupakan bagian dari rencana corporate action yang tentunya dipikirkan secara matang, dan masih memerlukan beberapa tahapan termasuk due dilligent yang cermat dan hati-hati.
Ketika proses proses due dilligent masih berlangsung seperti saat ini, tidak tepat membocorkan rencana strategis confidential perusahaan kepada publik.
“Yang disayangkan atas apa yang dilakukan oleh Ahok ini adalah membuat situasi tidak nyaman bagi dunia investasi kita, karena hal ini membuktikan bahwa pejabat kita tidak memiliki kode etik dalam partnership, sehingga menurunkan tingkat kepercayaan partner global dalam berbisnis di Indonesia,” tegasnya.