Djawanews.com – Muhadjir Effendy selaku Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Budaya (PMK) Menyetujui jika para pengusaha dan pekerja sepakat untuk melakukan pemotongan jam kerja demi hindari PHK masal. Pemutusan hubungan kerja (PHK) marak terjadi di industri tekstil, garmen, dan juga alas kaki.
Muhadjir Effendy mengaku bahwa dirinya telah berkoordinasi dengan asosiasi pengusaha, asosiasi pekerja, dan juga pemerintah daerah setempat.
"Boleh dilakukan, pemotongan jam kerja, pembagian shift, waktunya harinya, silahkan, dan yang penting mereka ada kesepakatan antara pihak pekerja dengan pihak perusahaan," ungkap Muhadjir di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Kamis (1/12).
Ia mengatakan saat ini pihaknya tengah meminta Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah untuk membuat payung hukum terkait kesepakatan tersebut. Sebab, jika tidak ada payung hukum akan menjadi masalah.
Selain itu, Muhadjir juga meminta pihak BPJS Ketenagakerjaan memastikan jaminan kehilangan pekerjaan (JKP) bisa diberikan kepada pekerja yang terkena PHK.
"Kemarin sudah kami atur. Mudah-mudahan bisa kami hambat lah, kami hambat kemungkinan terjadi PHK besar-besaran di tiga sektor itu terutama," tandas Muhadjir.
Menurutnya, alasan maraknya PHK masal di industri tekstil, garmen, dan alas kaki karena melemahnya permintaan ekspor.
Ia menyebut 99 persen pangsa pasar industri tersebut adalah ekspor ke Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Menurut Muhadjir, saat ini di AS sedang terjadi over stock.
Sementara, ekspor ke Eropa menurun karena masyarakat di Benua Biru tengah menghadapi krisis, sehingga lebih berhemat dan memprioritaskan belanja makanan.
"Untuk PHK kemarin saya langsung berkunjung ke Serang (di Banten), ini yang punya potensi PHK ke depan itu adalah tiga sektor. Pertama, itu tekstil. Kedua, alas kaki. Ketiga, garmen. Kenapa itu terjadi? karena 99 persen produknya itu ekspor dan ekspornya itu ke AS dan Eropa," ujar Muhadjir.
Sebelumnya, badai PHK terus bermunculan seiring prediksi terkait pelemahan ekonomi global di tahun depan. Beberapa waktu belakangan, sejumlah perusahaan mulai mengurangi karyawan, baik startup maupun pabrik berorientasi ekspor.
Dengan disetujuinya ide untuk melakukan pemotongan jam kerja, diharapkan menjadi salah satu cara untuk hindari PHK masal yang kerap terjadi di industri garmen dan tekstil.
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.