Djawanews.com – Ustadz Hilmi Firdausi kini tengah menyoroti tentang masalah minyak goreng langka di Indonesia. Menurut Ustadz Hilmi, minyak goreng menjadi sangat langka karena perbuatan dari buzzer yang berkeliaran di media sosial. Ia berpendapat bahwa buzzer sangat sering menggoreng isu di media sosial sehingga minya goreng menjadi langka.
Hal tersebut dicuitnya di akun media sosial Twitter pribadi miliknya pada Minggu kemarin (20/02). “Kenapa minyak goreng langka? Karena memang byk buzzer di negeri ini suka menggoreng,” kata Hilmi Firdausi.
Selain itu Ustadz Hilmi Firdausi juga menyinggung sial buzzer yang sangat suka meramaikan isu yang menyangkut tokoh Islam. Isu yang dipermasalahkan para buzzer soal tokoh Islam disebutnya sudah pasti lama, sehingga dapat menghabiskan minyak. “Apalagi kalau itu menyangkut tokoh Islam yg “kepleset”, wah gorengannya bisa banyak & lama, pokoknya ngabisin minyak deh,” ucapnya sambil menaruh emotikon tertawa.
Lebih lanjut, Ustadz Hilmi Firdausi menunjukkan buzzer yang sering menggoreng isu di media sosial. Para buzzer diyakininya akan muncul di kolom komentar postingan akun Twitternya tersebut. “Mau tau yg suka menggoreng ? nanti juga akan bermunculan di komen,” tutupnya.
Hyperlink
Minyak Goreng Langka karena Buzzer, Hilmi Firdausi Buktikan Lewat Cuitan di Twitter
Kenapa minyak goreng langka ? Karena memang byk buzzer di negeri ini suka menggoreng, apalagi kalau itu menyangkut tokoh Islam yg “kepleset”, wah gorengannya bisa banyak & lama, pokoknya ngabisin minyak deh 😅. Mau tau yg suka menggoreng ? nanti juga akan bermunculan di komen..🙈
— Hilmi Firdausi (@Hilmi28) February 20, 2022
Sebagaimana diketahui, kebijakan pemerintah menggelontorkan minyak goreng di pasaran justru menguntungkan kartel. Sebagai bukti, minyak goreng tak ada di pasaran dan pada akhirnya membuat warga menjadi mengeluh. Hilangnya minyak goreng di pasaran sangat mengidikasikan adanya permainan kartel. Karenanya pemerintah harus segera membentuk tim pengawas.
Anggota Komisi VII DPR Mulyanto mengatakan tim pengawas minyak goreng harus terdiri dari berbagai unsur termasuk penegak hukum. Diyakini tim pengawas akan mampu menguak adanya kartel minyak goreng. Aksi penimbunan minyak goreng sendiri bukan hanya kali ini terjadi, melainkan pada tahun-tahun sebelumnya juga sama. Biasanya, ketika minyak goreng langka dan susah dicari, para penimbun baru mengluarkan barangnya.
Dapatkan warta harian terbaru lainya, ikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.