Semarang, (14/1/2020) — Sekelompok orang di Desa Pogung Jurutengah, Bayan, Purworejo, Jawa Tengah yang mendeklarasikan diri mereka sebagai Keraton Agung Sejagat membuat heboh warganet.
Berdasarkan foto yang beredar di media sosial, kelompok ini mengadakan acara Wilujengan dan Kirab Budaya pada Jumat-Minggu, 10-12 Januari 2020.
Kemunculan kelompok Keraton Agung Sejagat membuat warga resah karena mengklaim diri mereka sebagai kerajaan baru setelah 500 tahun berakhirnya kerajaan Majapahit pada 1518 sampai 2018.
Keraton Agung Sejagat sebut punya 450 pengikut
Keraton Agung Sejagat dipimpin oleh seseorang bernama Totok Santosa Hadiningrat yang biasa dipanggil Sinuwun dan memiliki istri bernama Dyah Gitarja yang disebut sebagai Kanjeng Ratu.
Sang Sinuwun menyebut dirinya merupakan Rangkai Mataram Agung yang menjadi juru damai dunia. Selain itu, Totok juga menyatakan bahwa Keraton Agung Sejagat merupakan induk dari seluruh Kingdom State Tribun Koloni yang ada di seluruh dunia, mengutip Tribunnews.
Berdasarkan informasi yang beredar, pengikut Keraton Agung Sejagat ini ditaksir mencapai 450 orang.
Berikut beberapa fakta terkait Keraton Agung Sejagat:
1. Mengaku bukan kelompok sesat
Penasehat Keraton Agung Sejagat, Resi Joyodiningrat menegaskan, Keraton Agung Sejagat bukan aliran sesat sebagaimana yang dikhawatirkan oleh warga.
Ia pun menjelaskan, Keraton Agung Sejagat merupakan kerajaan dunia yang muncul karena telah berakhirnya perjanjian 500 tahun yang lalu, terhitung sejak 1518 hingga 2018.
Perjanjian itu dikatakan Joyodiningrat, dilakukan oleh Dyah Ranawijaya sebagai penguasa Kerajaan Majapahit dengan bangsa Portugis sebagai wakil orang barat alias bekas koloni kekaisaran Romawi di Malaka pada 1518.
Di akhir perjanjian disebutkan, pasca berakhirnya dominasi kekuasaan Barat yang mengontrol dunia—didominasi Amerekia Serikat setelah perang dunia II, kekuasaan tertinggi harus dikembalikan kepada pemilikknya, yakni Keraton Agung Sejagat sebagai penerus Medang Majapahit yang merupakan Dinasti Sanjaya dan Syailendra.
2. Mendapat sorotan Gubernur Jawa Tengah
Viralnya Keraton Agung Sejagat rupanya menyedot perhatian Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Ganjar mengimbau agar keberadaan kelompok tersebut tidak membuat resah warga.
“Pemerintah Purworejo harus memberikan perlindungan, meminta klarifikasi sehingga bisa jadi jelas,” tergas Ganjar.
3. Punya bangunan berupa pendopo
Sebuah bangunan, semacam pendopo yang belum selesai pembangunannya, menjadi penanda keberadaan Keraton tersebut.
Di sebelah utara, terdapat sebuah kolam yang keberadaannya sangat disakralkan. Di sana, juga terdapat sebuah batu prasasti yang ditulis dengan huruf Jawa. Di bagian kiri prasasti ada dua telapak kaki dan pada bagian kanan ada semacam simbol.
Kelompok Keraton Agung Sejagat menyebut prasati ini sebagai prasasti I Bumi Mataram.