Sekelompok massa yang mengatasnamakan diri dalam Aksi 2 Desember atau Aksi 212, mengadakan reuni pada hari ini. Temu kangen tersebut mengingatkan pada euforia pada 2 Desember 2016 di Jakarta.
Pada waktu itu ribuan massa menuntut Gubernur DKI Jakarta nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang menjadi tersangka atas kasus dugaan penistaan agama. Hari ini adalah tahun keempat euforia 212 yang mereka adakan, berikut Djawanews rangkum beberapa hal menarik di dalamnya.
Fakta Menarik Reuni 212 di Tahun 2019
1. Jakarta jadi Macet
Seperti yang ditulis CNN Indonesia, kemacetan parah terjadi di kawasan sekitar Monumen Nasional, Jakarta Pusat. Hal tersebut membuat para pekerja yang menggunakan kendaraan pribadi dan kendaraan umum terlambat masuk kerja.
Acara reuni 212 yang diadakan ketika hari kerja tersebut setidaknya membuat kemacetan lantaran banyaknya kendaraan pribadi dan bus pengangkut massa yang terparkir sembarangan di sepanjang jalan Medan Merdeka Selatan. Hal tersebut semakin diperparah lantaran tidak banyak petugas yang mengatur parkir kendaraan.
2. Spanduk ”Rindu Khilafah”
Yang menyita perhatian dalam Reuni 212 tahun ini adalah tersebarnya foto spanduk yang bertuliskan ”Santri Rindu Khilafah, Pelaksana Syariah Islam”. Sontak hal tersebut menjadi bahan perbincangan.
Spanduk tersebut terbentang cukup jauh dari depan panggung utama dan menancap pada sebuah tiang dan bambu diatas rumput. Menanggapi hal tersebut dari pihak panitia mengaku bukan panitia yang memasangnya.
Steering committee Reuni 212, Yusuf Martak, dilansir dari Detik menyatakan dirinya mengetahui keberadaan spanduk tersebut dan memastikan jika bukan dari panitia. Dirinya menyatakan meskipun spanduk sudah diturunkan beberapa kali, namun tetap dipasang kembali.
“Ya itu nggak bisa, di luar kontrol kami. Tapi sudah diingatkan tadi ditegor disuruh agar turun. Sudah diturunkan berapa kali diangkat lagi, turun lagi, diangkat lagi. Ya nggak ada kaitannya sama kita lah. Itu dia tamu-tamu luar lah ya,” ungkap Yusuf.
3. Pedagang Sepi Pembeli
Jika pada tahun sebelumnya Reuni 212 digelar pada hari libur, berbeda dengan tahun ini yang berlangsung pada hari Senin dan memiliki waktu sangat terbatas. Hal tersebut berimbas langsung bagi para penjual di sekitaran Monas.
Dilansir dari Detik, salah satu penjual kerak telor Maulana (25) mengaku jika dagangan pada hari ini tidak sesuai dengan ekspetasi mereka. Ia mengaku telah menyiapkan 30 porsi kerak telur, namun dari jam 4 pagi dirinya mengaku dagangannya baru laku 7 porsi.
Faktor yang menjadi penyebab sepinya pembeli di Reuni 212 adalah lantaran pintu ke dalam Monas (dari parkiran IRTI ditutup), hal tersebut membuat massa reuni 212 tidak melewati para pedagang di kawasan kuliner Monas.