Djawanews.com – Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyebut mundurnya panen raya akibat El-Nino menjadi sebab mahalnya harga beras di pasaran. Diketahui harga beras jenis premium masih tinggi di pasaran, berkisar antara Rp17.000 hingga Rp18.000 per kilogram (kg).
“Beras lokal panennya belum panen raya. Jadi harganya tinggi karena barangnya kurang, kan baru tanam, biasanya Januari panen raya, ini panen rayanya mundur di bulan depan dan bulan Mei,” katanya di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Namun, pria yang akrab disapa Zulhas ini optimistis bahwa harga beras bisa turun di bulan depan, menyusul mulai memasukinya masa panen raya.
“Mudah-mudahan bulan depan sudah panen raya, sehingga bulan depan harga bisa turun,” tuturnya.
Saat ini, sambung Zulhas, beras lokal hasil panen dalam negeri sudah dapat ditemui si pasaran, namun belum pasokannya belum banyak.
“Kalau cari beras lokal emang belum banyak tapi sekarang sudah lumayan. Oleh karena itu harganya tidak naik lagi, tapi belum turun,” tuturnya.
Mengacu pada Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) Bank Indonesia, harga beras berkualitas super I atau premium mencapai Rp17.350 per kg. Harga tersebut meningkat Rp100 perak dari posisi Selasa, 12 Maret.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto menyampaikan perkembangan harga beras menjelang bulan puasa atau Ramadan. Kata dia, harga beras medium maupun premium sudah mulai bergerak turun.
“Hari ini menjelang kita masuk bulan Suci Ramadan, ada beberapa hal yang perlu di-update. Pertama harga pangan, beras medium yang kami monitor Rp14.310 per kg, itu ada turun sedikit. Kemudian beras premium di Rp16.420 per kg,” ujarnya dalam konferensi pers, Jumat, 8 Maret.