Djawanews.com – Guru SDN 4 Dungaliyo Gorontalo ini sangat besar pengorbananya. Sekolah daring diberlakukan pemerintah tampak tidak efektif bagi murid-murid Hartati Nani Hasan, lantaran sebagian besar dari merika tidak memiliki gawai.
Hartati kini harus mendatangi rumah siswanya untuk mengajar luar jaringan (luring) yang berada di Desa Dulamayo, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Hal tersebut dilakukan lantaran keterbatasan akses yang dimiliki para siswanya.
“Hal ini dilakukan karena banyaknya siswa yang tidak memiliki gawai untuk mengikuti sistem pembelajaran daring,” ujar Hartati dilansir dari Antara (16/8).
Hartati mejelaskan jika sampai sekarang para siswanya masih belum diizinkan untuk belajar tatap muka di sekolah, hal tersebut lantaran akibat pandemi Covid-19 belum mereda.
Alasan Hartati mendatangi siswanya lantaran para guru berinisiatif agar siwa dapat tetap mendapatkan materi dengan baik. “Jadi dari guru mengambil inisiatif untuk membentuk kelompok belajar di rumah siswa, dari pada mereka tidak belajar dan menjadi beku otaknya,” jelas Hartati.
Selain itu, Hartati juga menjelaskan jika usahanya yang dilakukan bersama guru-guru lainnya adalah agar tetap memberikan pelajaran luring terutama bagi para siswa yang tidak memiliki gawai.
“Untuk kelas lima, saya bagi menjadi dua kelompok belajar dengan jumlah 14 orang siswa,” tungkasnya.
Meskipun sekolah luring memiliki keterbatasan fasilitas, Hartanti yakin jika hal tersebut harus tetap dilakukan agar murid-murid bisa tetap belajar.
Sungguh terpuji apa yang dilakukan para guru SDN 4 Dungaliyo Gorontalo. Sekali kabar tetang sekolah daring, simak berita menarik dari daerah lainnya hanya di Warta Harian Nasional Djawanews.