Djawanews.com – Acara deklarasi dukungan terhadap Anies Baswedan untuk maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 oleh kelompok Majelis Sang Presiden diwarnai kericuhan.
Kericuhan itu dipicu peserta acara akibat adanya pemasangan bendara lafaz tauhid yang mirip dengan bendera organisasi terlarang Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) disamping bendera merah putih di panggung.
Kericuhan deklarasi Anies Baswedan itu terjadi saat acara di Hotel Bidakara itu akan dimulai. Saat MC memulai acara, seorang peserta bernama Eka Jaya maju ke tengah ruangan. Pria yang mengenakan baju puth dengan bertuliskan "Pejabat: Pengacara dan Jawara Bela Umat" itu memprotes adanya pemasangan bendera mirip HTI.
"Kalau mau mulai, copot dulu," kata Eka di lokasi acara di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu, 7 Juni.
Bendera Mirip HTI di Acara Deklarasi Anies Baswedan Dicopot Panitia
Sontak, keributan kecil terjadi karena seorang pria lain berbaju batik berusaha membela pemasangan bendera tersebut. Ia tak menjelaskan apakah dirinya yang memasang bendera tersebut. Tapi Ia mengakui kalau dirinya bukan panitia acara, hanya peserta.
"Jangan mendiskreditkan bendera Laillahaillah dengan bendera HTI," kata pria tersebut.
Lantas Eka Jaya dan rekannya yang lain mengatakan kalau dirinya tak mendiskreditkan bendera mirip milik kelompok HTI tersebut. Dia menyatakan hanya menjaga opini publik soal acara ini.
"Kami menjaga citra Pak Anies," kata dia.
Walhasil, dua bendera mirip HTI yang dipasang di atas panggung pun dicopot oleh panitia. Bahkan, MC langsung meminta peserta acara untuk kembali menyanyikan lagu Indonesia Raya sekali lagi, yang sebelumnya sudah dinyanyikan di awal acara.
Di akhir acara, salah satu deklarator yaitu Alif Akbar bin Abdurahman Al Yamani mengklarifikasi keributan deklarasi Anies Baswedan itu. "Kalau itu bentuk kecintaan kita satu sama lain, saling mengingatkan, bukan satu hal yang dibesar- besarkan," kata Alif yang mengaku sebagai eks simpatisan Front Pembela Islam (FPI) ini.
Deklarasi dukungan terhadap Anies itu dihadiri ratusan orang. Mereka menyatakan mendorong Anies untuk menjadi Presiden Periode 2024-2029. Tampak sejumlah ulama ikut dalam deklarasi tersebut.
Hingga saat ini Anies Baswedan belum pasti maju pada Pilpres 2024. Pasalnya, dia belum mendapatkan kendaraan politik. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang kerap disebut dekat dengan Anies malah menyorongkan kader mereka, Salim Assegaf Al-Jufri sebagai calon presiden mereka.
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.