Djawanews.com – Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas diduga mengakui Nabi Isa sebagai Tuhan umat Kristen karena mengganti nama hari libur kenaikan dan wafat Isa Al Masih dengan kenaikan Yesus Kristus setelah berdiskusi dengan para uskup.
Menag Yaqut sambangi para uskup Indonesia di aula katolik keuskupan pada 23 April lalu. Dari pertemuan tersebut, terdapat beberapa kesepakatan, salah satunya mengganti nama Isa Al Masih menjadi Yesus Kristus.
Kesepakatan penggantian Isa Al Masih menjadi Tuhan Yesus Kristus pun menjadi sorotan dan ramai diperbincangkan di media sosial. Ada yang mengartikan bahwa kesepakatan tersebut mendorong umat muslim untuk akui Yesus sebagai Tuhan.
Mengenai hal tersebut Buya Yahya memberikan tanggaannya, meskipun diakuinya tidak mendengar langsung omongannya seperti apa.
Ia tidak menyalahkan begitu saja, hanya mengingatkan perihal rambu-rambunya saja. Di mana harus paham makna toleransi itu seperti apa.
“Kalau tidak paham betul toleransi, akan membuat hancur itu toleransi,” ungkap Buya Yahya, dalam kanal YouTube Nuansa Islam, dikutip dari hops.id pada Rabu, 11 Mei.
Bahayanya salah pemahaman soal toleransi, tanpa sadar bisa merusak orang bahkan menyakiti dengan tanpa sadar.
Buya Yahya menyerukan kepada orang-orang yang belum paham agar lebih memahami makna toleransi. Hal itu lahir karena terdapat perbedaan, bukan malah digunakan guna menjadi sama.
Toleransi banyak disoroti terutama untuk soal agama, menurutnya masalah konsep ketuhanan islam dengan nasrani, budha maupun hindu itu berbeda.
“Masalah konsep ketuhanan, Konsep di dalam agama saya islam dan anda yang nasrani, yang budha, yang hindu beda bahkan bertentangan,” ungkapnya.
“Apakah anda terima anda yang nasrani, konsep ketuhanan anda dengan saya sama (islam). Ya nggak bisa, ini dikatakan sama,” ungkapnya.
Meskipun berbeda soal keyakinan dan konsep ketuhanan, tidak boleh bermusuhan dan harus saling menghargai.
Paling pokok adalah menunjukan perbedaan bukan berarti menampakkan, maka dari itu toleransi bisa dihadirkan dalam urusan ini.
“Dengan keyakinanmu ini beda tapi tak boleh saling caci, begitu. Mestinya kalau penyeru toleransi paham makna ini,” pungkasnya.