Djawanews.com – PDIP memberikan peluang sangat besar kepada Puan Maharani maju di Pilpres 2024 dibandingkan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Padahal dari berbagai media sendiri mengabarkan kalau Ganjar memimpin bursa calon presiden di berbagai survei.
Dari langkap PDIP itulah, sejumlah pengamat politik mulai memperhitungkan Ganjar bakal hengkang dan meninggalkan Fraksi Banteng.
Elektabilitas Ganjar merajai sejumlah survei. Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada Mei 2021 menempatkan Ganjar di urutan pertama, mengalahkan Prabowo hingga Anies Baswedan.
Sedangkan, Survei Politika Research & Consulting (PRC) pada Oktober 2021 menempatkan Ganjar di urutan kedua dengan elektabilitas 20,5 persen. Ganjar hanya kalah 0,6 persen dari Prabowo Subianto.
Indikator Politik Indonesia juga mengungkapkan data yang serupa. Elektabilitas Ganjar Pranowo naik dari 13 persen di April 2021 menjadi 20,8 persen di Agustus 2021. Peningkatan elektabilitas terjadi usai Ketua DPP PDIP Bambang Wuryanto menyatakan partainya tidak mau mendukung Ganjar. Saat itu, Bambang menyatakan PDIP akan mengusung Puan sebagai cawapres di 2024.
Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wasisto Jati berpendapat Ganjar mungkin saja hengkang dari PDIP jika tak mendapat dukungan di Pilpres 2024. Ganjar, kata dia, sangat mungkin menang meski tanpa dukungan PDIP. Hanya saja, Wasisto melihat manuver itu tak akan dilakukan Ganjar dalam waktu dekat. Menurutnya, Ganjar akan menunggu hingga masa jabatan di Jawa Tengah berakhir.
“Kemungkinan Ganjar Pranowo pindah partai itu besar sebetulnya. Tentu sebagai politikus yang habis masa jabatannya tentu ingin jabatan yang lebih tinggi,” kata Wasisto pada Senin, 22 November.
Wasisto melihat Pemilu 2024 akan jadi kontestasi yang sangat pragmatis. Partai politik akan mengincar kandidat populer untuk mengatrol perolehan suara mereka di pemilihan legislatif.
Ia juga berpendapat Ganjar akan diburu partai politik lain jika tak didukung PDIP. Wasisto menyebut Golkar punya peluang paling besar. Selain punya modal suara besar, Golkar punya DNA yang sama dengan Ganjar, yaitu pengalaman di birokrasi pemerintahan.
“Menurut saya, Ganjar diam saja pasti akan dicari partai politik,” ungkap Wasisto.
Dihubungi terpisah, pengamat politik Universitas Andalas Asrinaldi melihat ada kemungkinan Ganjar pindah partai jika Partai Banteng ngotot mengusung Puan Maharani. Asrinaldi melihat Ganjar sekarang sedang menjaga momentum. Menurutnya, Ganjar akan bermanuver di ujung masa jabatannya di Jawa Tengah.
“Kalau Ganjar Pranowo bilang oke saja dicalonkan partai lain, pasti dibunuh karier politiknya. Setelah dia berakhir jabatan gubernurnya, di situ dia akan jaga momentum itu,” ucap Asrinaldi pada Senin, 22 November.
Untuk mendapatkan warta harian terbaru lainya, ikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.