Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta pemerintah Kota Solo menerapkan larangan kepada warga mengonsumsi daging anjing. Ia menilai, anjing bukanlah binatang untuk dikonsumsi.
Imbauan Ganjar berkaitan dengan laporan dari LSM Dog Meet Free Indonesia yang menyatakan ada 13.700 ekor anjing dibantai di Kota Solo untuk dikonsumsi dagingnya.
“Kita harus mendorong pemerintah Kota Solo untuk membuat aturan yang tegas, DPRD-nya membuat peraturan yang melarang orang makan atau berjualan daging anjing,” ujar Ganjar di kantornya, di Semarang, melansir Antara, Selasa (3/12/2019).
Saat ini, masih banyak masyarakat Indonesia yang masih suka memakan daging anjing. Padahal, menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan dikatakan, anjing bukanlah masuk dalam hewan yang bisa dikonsumsi.
Di sisi lain konsumsi daging anjing juga dapat memberikan dampak terhadap kesehatan.
bahaya mengonsumsi daging anjing
1. Terkena penyakit karena infeksi bakteri
Seseorang yang kerap mengonsumsi daging anjing berpotensi terkena penyakit yang disebabkan karena infeksi bakteri.
Melansir One green Planet, bakteri penyebab kolera dapat dengan mudah menginfeksi manusia karena kebiasaan memakan daging anjing.
Jean-Marc Olive dari WHO (World Health Organization) pernah mengungkapkan bahwa kebiasaan mengkonsumsi dapat meningkatkan risiko infeksi bakteri hingga 20 kali lipat.
Para pemakan daging anjing juga sangat rawan terkena trichinosis, yakni penyakit yang disebabkan oleh trichinella yang banyak ditemukan pada mamalia pemakan daging, salah satunya adalah anjing.
2. Membuat tubuh kebal dengan antibiotik
Banyak peternak yang memberikan antibiotik pada anjing untuk mencegah penyebaran penyakit.
Anjing yang diberi antiobiotik dapat menjadi ancaman bagi manusia jika mengonsumsi dagingnya.
Residu antibiotik yang tertinggal dalam daging anjing dapat membuat manusia resisten alias kebal jika diberi antibiotik.
Hal ini sangat berbahaya, karena seseorang bisa saja kehilangan nyawa karena tubuhnya sudah kebal dengan antibiotik.
Kendati tidak menjadi satu-satunya pemicu, kontribusi daging anjing tetap harus diperhatikan.
3. Terjangkit penyakit rabies
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Radbound Universty Medical Center pada 2009 lalu, kontak langsung, seperti memotong anjing dan kucing yang tidak diberi vaksin, berpotensi menularkan rabies.
Dalam riset lainnya yang dilakukan oleh National Institute of Hygiene and Epidemology of Vietnam menyebutkan, dua dari sepuluh anjing yang sakit ditemukan positif rabies. Penelitian ini dilakukan di tempat pemotongan anjing di Hanoi pada 2007 silam.