Djawanews.com – Fadjroel Rachman sudah resmi dilantik menjadi Duta Besar (Dubes) RI untuk Kazakhstan, sontak siapa yang akan juru bicara presiden selanjutnya menjadi pembicaraan. Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah dan mantan Kabiro Humas KPK Febri Diansyah saling tunjuk untuk mengisi kekosongan tersebut.
Awalnya Fahri meminta Jokowi tidak sembarangan memilih jubir. Ia menyarankan nama Sekretaris Kabinet (Menseskab) Pramono Anung untuk mengemban amanat tersebut.
"Menurut saya harus diperkuat ya, jadi malah saya mengharapkan Menseskab merangkap jubir itu. Karena seharusnya, Juru Bicara itu harus punya akses kepada rapat kabinet," kata Fahri Hamzah di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 25 Oktober.
Fahri melihat selama ini jubir Jokowi tidak memiliki akses untuk mengikuti rapat kabinet dan menurutnya hal itu tidak boleh terjadi lagi.
"Yang saya tahu selama ini jubir-jubirnya nggak ada yang punya akses ke rapat kabinet. Terus dia nyari-nyari berita sendiri di internet, di apa, terus dia baru ngomong, gitu loh. Nggak boleh," ujarnya.
Fahri pun membandingkan dengan apa yang terjadi di Amerika Serikat (AS) di mana jubir memiliki kedudukan setingkat menteri. Oleh sebab itu, jabatan yang memiliki tugas menyosialisasikan program pemerintah tak bisa diemban figur setengah hati.
"Jubir itu harus ada dalam rapat kabinet. Makanya di Amerika Serikat kan Jubir itu kan setingkat menteri, Press Secretary namanya ya kan. Harusnya begitu. Ya juga jangan taruh figur yang ecek-ecek juga harus betul-betul solid, supaya Presiden terbantu di dalam menyosialisasikan ide-ide pemerintah," ucapnya.
Dan ketika ditanya apakah Fahri tertarik mengisi kekosongan jubir Jokowi? Ia dengan santai menjawab.
"Saya mau pensiun sampai 2024. Nanti 2024 kita tarung lagi," kata pimpinan DPR RI periode 2014-2019 ini.
Hal itu kemudian direspon oleh mantan juru bicara KPK, Febri Diansyah, melalui Twitter yang menyarankan Fahri sendiri yang mengemban tugas tersebut.
"Saya kira @Fahrihamzah cocok menjadi Jubir Pak Jokowi, agar bukan ecek-ecek seperti yg disampaikan di sini," ujar Febri.
Cuitan Febri itu pun dibalas oleh Fahri. Ia balik meminta agar Febri yang menjadi jubir Jokowi lantaran dinilai cocok.
"Febri lebih berpengalaman menjadi jubir daripada saya. Jadi lebih cocok dia yang jadi jubir daripada saya," kata Fahri Hamzah.
Fahri mengaku tidak ragu atas kapasitas Febri. Jubir Presiden, kata dia, punya peran strategis di publik.
"Kalau Fadjroel bisa, kenapa Febri tidak bisa?" kata Fahri.
Menurut Fahri, Istana akan merespon positif jika Febri melayangkan surat untuk menjadi Jubir Presiden Jokowi. Fahri menilai Febri sebagai sosok yang tenang selama menjadi Kabiro Humas sekaligus Jubir KPK.
"Barangkali Febri kalau mau coba melamar ke Istana saya yakin akan diterima karena kemampuannya jadi juru bicara KPK sudah terbukti orangnya dingin," katanya.