Djawanews.com – Presiden Recep Tayyip Erdogan akan kembali memimpin Turki untuk lima tahun ke depan usai berhasil memenangkan putaran kedua Pemilihan Presiden Turki pada Hari Minggu, 28 Mei. Erdogan mengajak seluruh warga negara untuk bersatu dan menyingkirkan perbedaan.
Hasil resmi pemungutan suara menunjukkan, Erdogan mengantongi 52,1 persen suara. Sedangkan pesaingnya Kemal Kilicdaroglu meraup 47,9 persen suara.
"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada setiap warga negara, yang sekali lagi menganggap kami layak untuk memikul tanggung jawab untuk memimpin negara ini," ujar Presiden Erdogan dalam pidato kemenangannya malam hari, mengutip situs Kepresidenan Turki, Senin 29 Mei.
"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada setiap warga negara yang pergi ke tempat pemungutan suara di dalam dan luar negeri, yang menjunjung tinggi keinginan mereka dan membuktikan kekuatan demokrasi kita," lanjutnya, memuji pada pemilih yang memberikan suara pada tanggal 14 dan 28 Mei.
Dalam pidato kemenangan yang diadakan di Ankara, Presiden Erdogan berjanji untuk meninggalkan semua perselisihan dan bersatu di belakang nilai-nilai dan impian nasional.
"Seperti yang Anda ingat, kami selalu mengatakan 'tidak ada yang akan kalah di negara kami ketika kami menang. Demikian pula, kami mengatakan, ketika kami menang, satu-satunya yang kalah adalah pemilik skenario kotor tentang negara kami dan aparat mereka, organisasi teroris dan rentenir. Izinkan saya mengulangi janji yang sama, tidak ada yang kalah hari ini. Setiap orang dari 85 juta warga negara kita telah menang," seru Presiden Erdogan yang didampingi sang istri Emine Erdogan.
"Seperti yang disyaratkan oleh tanggung jawab yang dipercayakan kepada kami oleh bangsa kami, kami tidak tersinggung, kesal atau marah kepada siapa pun. Ini adalah waktu untuk mengesampingkan semua perselisihan dan pertengkaran tentang periode pemilihan, dan bersatu dan bersatu di sekitar tujuan dan impian nasional kita," Presiden Erdogan menggarisbawahi.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Erdogan mengatakan inflasi adalah masalah paling mendesak di Turki.
Ia juga mengatakan, pembebasan mantan pemimpin partai pro-Kurdi Selahattin Demirtas, yang dia cap sebagai "teroris," tidak akan mungkin dilakukan di bawah pemerintahannya, seperti mengutip Reuters.
Diketahui, kemenangan Presiden Erdogan memperpanjang masa jabatannya sebagai pemimpin terlama, sejak Mustafa Kemal Ataturk mendirikan Turki modern dari reruntuhan Kekaisaran Ottoman seabad yang lalu.