Djawanews.com – Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengakui partainya belum memikirkan terkait pencalonan presiden 2024 mendatang. Hal tersebut disampaikan oleh Herzaky yang merespons elektabilitas Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang masih rendah dibandingkan dengan tokoh lain.
"Sampai saat ini belum ada pembicaraan mengenai capres-cawapres di internal kami karena Mas AHY sendiri menegaskan bahwa saat ini kita fokus bantu rakyat karena Covid dan ekonomi," kata Herzaky dalam program Satu Meja Kompas TV, Rabu (12/1) malam.
Herzaky juga melanjutkan, isu pencapresan juga erat kaitannya dengan masalah momentum. Ia mencontohkan, pada 2011 nama Joko Widodo tidak diperhitungkan untuk menjadi presiden karena saat itu masih menjabat sebagai Wali Kota Solo. Dengan demikian, menurut Herzaky, dalam jangka waktu dua tahun menuju 2024 akan ada banyak kejutan yang bisa mempengaruhi peta politik ke depan.
"Termasuk juga bisa jadi yang sebelumnya elektabilitas tinggi tapi ketika tidak lagi, katakanlah, memegang jabatan publik, bisa drop," ujar Herzaky.
Selain soal momentum, Herzaky juga mengakui bahwa tiket untuk maju sebagai calon presiden terbatas karena adanya ambang batas pencalonan presiden sebesar 20 persen. Ia pun menilai ketentuan tersebut tidak relevan karena perolehan suara yang dihitung untuk ambang batas pencalonan adalah perolehan suara partai politik pada 2019 lalu.
"Ada perubahan konstelasi dibandingkan 2019 dengan kondisi saat ini, dan ini bisa terus terjadi perubahan di 2024 karena lagi-lagi politik sangat dinamis. Nah itulah kami mendukung teman-teman yang terus berjuang agar ambang batas presiden itu diturunkan," kata dia.
Kendati demikian, Herzaky menilai AHY merupakan salah satu sosok yang dapat menjadi pilihan pada 2024 mendatang. Karna menurutnya, banyak survei yang menunjukkan bahwa publik menginginkan presiden pengganti Jokowi adalah sosok yang bersih, religius, dan cerdas.
"Nah Mas AHY masuk, tapi kita fokuskan dulu konsolidasi kami di internal dan kami juga akan bantu mengatasi pandemi Covid, 2024 kita tunggu nanti," ujar Herzaky.
Berdasarkan survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) pada 8-16 Desember 2021, AHY tercatat memiliki elektabilitas sebesar 3,7 persen dalam simulasi semi terbuka dengan 43 nama calon presiden.
Elektabilitas AHY itu berada di peringkat empat tetapi masih tertinggal dari tokoh lainnya seperti Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (19,7 persen), Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (19,2 persen), dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (13,4 persen). Dilansir dari Kompas.com.
Baca artikel terkait Demokrat. Simak berita menarik lainnya hanya di Djawanews dan ikuti Instagram Djawanews.