Dilansir dari blog.netray.id: Jamu, siapa yang tak mengenal jamu? Obat yang biasanya berbentuk minuman tradisional yang kaya akan khasiat. Jamu terbuat dari beragam bahan-bahan alami yang dapat berupa daun-daunan, akar-akaran, buah, dan ragam tumbuhan. Tak hanya berasal dari tumbuhan, jamu juga dapat terbuat dari tubuh hewan, seperti empedu ular, empedu kambing, dan lain sebagainya. Biasanya jamu mengandung cita rasa pahit yang tidak semua orang menyukainya, itulah sebabnya anggur dan madu kerap digunakan sebagai penawar rasa dari minuman yang kaya akan khasiat ini. Namun seperti apakah kabar dari perkembangan jamu saat ini? Masihkah jamu memiliki eksistensi dan menjadi perbincangan? Untuk mendapatkan jawaban tersebut Netray mencoba menelusuri perbincangan warganet terkait topik ini.
Netray mengamati laju perbincangan netizen terkait jamu sejak 01 Oktober 2021 sampai dengan 15 Oktober 2021. Hasilnya, tampak pada kategori Top Words beberapa kata yang mendominasi perbincangan netizen, seperti kuat, pasar, minat, kunyit, produk, dan lain sebagainya. Menariknya, pada kategori Top Complaints topik seputar jamu justru memunculkan keluhan terkait cita rasa jamu dengan impresi berupa kata ‘Ga enak’. Hal ini menunjukkan testimoni dari beberapa netizen yang kurang menyukai cita rasa obat herbal ini. Memang, cita rasa yang cenderung pahit menyebabkan tidak semua orang dapat menikmati jamu. Tak heran bila pada kategori Top Complaints ditemukan kosakata keluhan terkait cita rasa jamu. Lalu seperti apakah laju perbincangan netizen terkait topik seputar jamu?
Bila diamati melalui grafik di atas tampak intensitas perbincangan netizen terkait topik jamu yang muncul setiap harinya. Perbincangan tersebut pun didominasi oleh sentimen positif, meski jumlah sentimen negatif dari topik ini dapat dikatakan cukup banyak bila dibandingkan dengan jumlah keseluruhan perbincangan netizen yang mencapai 5,581 total tweets selama periode pantauan Netray. Perbandingan jumlah dari kedua total sentimen tersebut hanya berbanding sedikit.
Sementara itu, dengan menggunakan kata kunci ‘jamu’, Netray menemukan jumlah impresi warganet mencapai 242,5 ribu dengan potensi jangkauan sebesar 49.3 juta akun pengguna Twitter. Topik ini pun sebagian besar diperbincangkan oleh pengguna akun laki-laki.
Jamu dijajakan oleh para penjual jamu di berbagai kota di Indonesia, biasanya para pedagang berkeliling dengan menggendong jamu tersebut. Itulah sebabnya muncul istilah bakul jamu gendong. Namun dewasa ini, jamu juga telah diproduksi secara masal oleh berbagai perusahaan, seperti Jamu Air Mancur, Nyonya Meneer, dan lain sebagainya. Produknya pun dikemas dengan berbagai bentuk, seperti kemasan saset yang harus diseduh dulu sebelum diminum, tablet, kapsul, dan kaplet.
Eksistensi dan Perkembangan Industri Jamu
Perbincangan terkait minuman herbal ini agaknya tidak dapat terlepas dari kabar terkini dari industri jamu di Tanah Air. Meski tidak semua orang menyukai cita rasa dari jamu namun minuman yang kaya manfaat ini terus mengalami perkembangan bahkan diekspor ke luar negeri. Hal ini dikarenakan khasiat dari jamu yang tidak hanya menyegarkan namun juga memberikan sejuta manfaat. Salah satu pengembangan tersebut dilakukan melalui kerja sama Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan atau Badan Litbangkes dengan PT Industri Jamu Borobudur terkait riset kerjasama jamu Fitofarmaka.
Dilansir melalui laman resmi milik Badan Litbangkes pada 20 September 2021 lalu pemerintah menggandeng berbagai pihak untuk menangani pandemi Covid-19, termasuk berkerja sama di industri farmasi. Hal ini dibuktikan dari penandatanganan kerjasama antara Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, khususnya Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Tawangmangu dengan PT Industri Jamu Borobudur terkait kerjasama riset jamu.
Dalam kesempatan tersebut Direktur PT Industri Jamu Borobudur, Sarwono berharap pemerintah mendukung, petani untuk menanam bahan produk-produk yang laku di pasaran. Setidaknya ada sekitar 50 produk. Hanya saja produk-produk jamu yang laku di lokal jumlahnya cukup kecil. Namun ia percaya bila didukung dan dikembangkan produk tersebut dapat menjadi produk andalan Indonesia. Tak sampai disitu, eksistensi dan perkembangan industri jamu juga ditemukan di Jakarta Pusat dengan konsep yang cukup menarik.
Salah satu pengembangan industri minuman warisan kuliner Nusantara, yakni jamu dilakukan oleh PT Selera Jamu Indonesia yang secara resmi membuka gerai ketiga mereka di PosBloc, Pasar Baru, Jakarta Pusat, Minggu (10/10/2021). Dengan mengusung konsep yang berbeda dari kemasan jamu biasanya, brand Jamune percaya bahwa jamu dapat menjadi minuman populer. Hal ini diharapkan dapat merebut hati generasi muda Indonesia dan juga peminum jamu tradisional untuk terus melestarikan minuman sehat asli Indonesia ini. Hal ini kemudian mendapat apresiasi dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir terkait kembali dibukanya produk lokal Jamuné di Ibu Kota Jakarta.
Sebagai minuman tradisional dan warisan kuliner Nusantara jamu seharusnya dapat terus dibudayakan. Kreativitas dalam industri jamu juga perlu ditingkatkan agar jamu dapat menyentuh pasar generasi muda. Menyadari bahwa tidak banyak dari mereka yang pernah mencicipi jamu atau justru tidak menyukai cita rasa jamu. Hal ini dapat diamati melalui beberapa tweets berikut.
Selain karena rasanya yang kurang disukai oleh sebagian orang, agaknya sulitnya ditemukan penjual jamu menjadi salah satu alasan bagi sebagian orang tidak berkesempatan untuk menikmati jamu. Meski demikian, tidak semua netizen tidak menyukai minuman yang kaya akan khasiat ini. Sebagian dari mereka justru secara rutin mengkonsumsi jamu, seperti varian kunir asem yang pada umumnya diminum oleh para perempuan yang sedang datang bulan.
Jamu memang minuman yang kaya akan manfaat, tak heran bila para penikmatnya dapat merasakan hal serupa, tak hanya meredakan nyeri saat datang bulan minum jamu secara rutin juga dapat berdampak baik bagi kesehatan tubuh. Meski saat ini jamu tidak mudah di temukan di semua wilayah di Indonesia. Namun bagi kalian yang berminat untuk mencoba tak ada salahnya melihat resep jamu di internet dan mencoba untuk membuat jamu di rumah.
Sebagai minuman herbal milik tradisi kuliner Nusantara jamu memang kini mulai tergerus jaman. Peminatnya tidak lagi ramai, terutama para generasi muda yang tertelan stigma bahwa jamu memiliki rasa yang kurang enak hingga mereka enggan untuk mencoba. Padahal minuman ini kaya akan khasiat yang baik untuk tubuh. Meski demikian upaya untuk melestarikan tradisi meminum jamu tak selalu padam.
Hal tersebut dapat diamati melalui berbagai industri seperti brand Jamune yang telah berhasil membuka tiga gerainya di wilayah Jakarta Pusat serta penelitian dan pengembangan yang dilakukan pemerintah agar industri jamu dapat mengalami peningkatan. Namun yang menjadi catatan adalah pemerintah juga perlu memberdayakan para petani bahan-bahan pembuatan jamu agar industri jamu milik Indonesia tak kekurangan bahan untuk menghasilkan jamu yang berkualitas dan memiliki daya saing di pasaran.
Demikian hasil analisis Netray, simak hasil analisis lainnya melalui https://blog.netray.id/