Djawanews.com – Terungkap China lebih unggul dari Amerika Serikat (AS) terkait artificial intelligence (AI) atau kecerdesan buatan. Hal itu disampaikan mantan kepala perangkat lunak Pentagon, Nicolas Chaillan, kepada Financial Times, Senin, 11 Oktober.
Chaillan melihat Beijing akan mendominasi dunia dengan kemajuan teknologinya, terutama kecerdasan buatan.
Chaillan sendiri mengundurkan diri sebagai bentuk protes terhadap lambatnya transformasi teknologi di militer AS. Hal itu menurutnya membahayakan Amerika Serikat.
“Kami tidak memiliki peluang bertarung yang bersaing melawan China dalam 15 hingga 20 tahun. Saat ini, ini sudah menjadi kesepakatan; ini sudah berakhir menurut saya,” kata Chaillan.
"Apakah dibutuhkan perang atau tidak, itu semacam anekdot," lanjutnya.
"China akan mendominasi masa depan dunia, mengendalikan segalanya mulai dari narasi media hingga geopolitik," imbuhnya.
Chaillan menyalahkan inovasi yang lamban, keengganan perusahaan AS seperti Google untuk bekerja sama dengan negara dalam AI dan perdebatan etika yang luas mengenai teknologi tersebut.
Sementara itu di China, perusahaan asal negarai tirai bambu tersebut diwajibkan untuk bekerja dengan pemerintah dan melakukan “investasi besar-besaran” di AI tanpa memperhatikan etika.
Chaillan bahkan mengatakan beberapa departemen pertahanan siber AS masih berada di "tingkat taman kanak-kanak (TK)".