Djawanews - Seorang suami bunuh istri di Pebayuran, Bekasi karena kesal sering dimarahi sang istri. Peristiwa ini bermula pada Jumat (5/5) lalu, saat itu korban marah kepada pelaku karena masih tertidur pada pukul 06.00 WIB.
Lalu, pada 07.30 WIB, keduanya terlibat pertengkaran. Korban saat itu hendak pergi dari rumah sambil membawa anaknya dan sudah bersiap-siap dengan menghidupkan mesin sepeda motor.
"Kemudian pelaku bangun dan mengambil kunci sepeda motor dan pada saat itu pelaku dan korban berantem cekcok mulut di mana korban berbicara kasar kepada pelaku," kata Kapolres Metro Bekasi Kombes Twedi Aditya Bennyahdi dalam keterangannya, Selasa (9/5).
Pelaku kemudian mengajak korban masuk ke dalam kamar untuk berbicara secara baik-baik. Saat di dalam kamar, keduanya masih terlibat perdebatan.
Pelaku akhirnya kesal dan emosi hingga akhirnya memegang leher korban sambil mendorongnya hingga terjatuh di atas kasur.
Pelaku lantas mengambil bantal dengan tangan kiri dan membekap korban selama kurang lebih 10 menit. Sementara tangan kanan pelaku mencekik korban.
Setelahnya, tubuh korban tak lagi bergerak. Pelaku kemudian mengecek detak jantung korban dengan menempelkan telinganya di dada korban.
"Dan benar sudah tidak ada detak jantung, kemudian pelaku panik dan mengingat anaknya karena takut masuk penjara dan anaknya tidak ada yang mengurusi, pelaku berpikiran membuat kronologis seakan-akan korban meninggal karena tersedak makan bakso,"ucap Twedi.
Pada pukul 08.30 WIB, pelaku dan anaknya pergi membeli bakso. Setiba di rumahnya, pelaku mengambil mangkok, sendok, gelas, serta air minum.
Pelaku lantas menuangkan bakso yang dibelinya ke dalam mangkok. Kemudian, pelaku masuk ke dalam kamar, tempat di mana jasad korban berada.
"Kemudian pelaku memasukkan satu biji bakso ke dalam mulut korban seolah-olah kesedak dan sisanya pelaku mengacak di tempat tidur," ujar Twedi.
Setelah melakukan aksinya, pelaku mengingat bahwa hari itu merupakan tanggal gajian korban. Pelaku pun berinisiatif untuk mengambil uang dari ATM korban, di mana seakan-akan dirinya disuruh untuk ambil uang dan korban sedang makan bakso.
Singkat cerita, usai mengambil uang, pelaku kembali pulang ke rumahnya. Kemudian, pelaku berteriak-teriak meminta pertolongan. Mendengar teriakan itu, ayah pelaku pun datang.
"Dan pelaku seolah olah mengecek mulut korban dan ditemukan bakso dan pelaku berkata kepada ayahnya 'Leha kesedak bakso pak', kemudian ayah pelaku memanggil tetangga rumah dan datang kemudian saksi mengambil kursi roda dari Puskesmas kemudian korban dibawa ke Puskesmas," tutur Twedi.
Di Puskesmas, korban sempat diberikan oksigen dan selanjutnya dibawa ke rumah sakit. Namun, setibanya di rumah sakit, korban dinyatakan meninggal dunia.
Namun, pihak keluarga merasa janggal dengan kematian korban sehingga meminta dilakukan visum dan autopsi. Hasilnya, ditemukan ada luka bekas cekikan di leher korban dan bukan meninggalkan karena tersedak bakso.
"Kemudian pelaku diperiksa dan mengaku benar telah mencekik dan membekap korban dengan bantal sehingga meninggal dunia bukan karena kesedak makan bakso," kata Twedi.
Diungkapkan Twedi, dari hasil pemeriksaan, pelaku mengaku nekat melakukan aksinya karena kerap terlibat cekcok dengan korban. Selain itu, pelaku juga menyebut korban kerap memaki-maki dirinya dengan kata-kata kasar.
"Dan juga korban sering meminjam uang kepada orang lain tanpa seizin pelaku sehingga pelaku kesal terhadap korban," ujarnya.
Saat ini, pelaku berinisial RDS itu telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan. Ia dijerat Pasal 44 ayat 3 UU Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga dan atau Pasal 338 KUHP dengan ancaman pidana penjara 15 tahun.