Djawanews.com - Singapura sedang dihebohkan dengan kasus percobaan pemerkosaan yang dilakukan mantan sopir Grab terhadap penumpangnya. Sang sopir, Tan Yew Sin berdalih kalau perbuatan itu dilakukan konsesual atau atas persetujuan kedua belah pihak.
Dilansir dari Channel News Asia, Senin 19 Juli, Tan bercerita kalau dia menjemput perempuan remaja berusia 19 tahun dari sebuah bar di Seletar Aerospace Park pada dini hari 19 Mei 2018 silam.
Remaja itu pergi ke bar dengan dua temannya dan minum sekitar lima gelas bir. Ini adalah penumpang ketiga pada shiftnya itu. Tadinya dia sudah mau pulang karena ada jadwal pertemuan virtual orang tua-guru untuk anaknya.
Tan awalnya sudah sempat mengantar remaja itu sampai ke tempat tujuan. Sesampainya di tempatnya, kata Tan si remaja ini berjalan ke gerbang. Tan tidak langsung pergi dan terus mengawasi remaja itu untuk memastikan semuanya baik-baik saja.
Namun remaja itu tidak kunjung masuk. Dan Tan akhirnya memutuskan turun, menghampiri perempuan itu sambil meletakkan tangan di bahunya. Lalu Tan mengajak kembali ke kendaraannya, yang diklaim disetujui juga oleh remaja itu.
Di dalam mobil, Tan mengaku melihat si remaja ini terus menangis dan sesekali memukul-mukul dada dengan tangannya. Lalu Tan mulai pergi ke kursi belakang, tiga hingga empat kali berusaha untuk memegang tangan perempuan ini untuk coba membuatnya lebih tenang.
"Sebenarnya pada tahap ini saya mulai sedikit tidak sabar. Maksudku, saya menunggu begitu lama sampai dia tenang. Saya hanya berusaha bersikap baik dan akomodatif. , dan aku tidak benar-benar tahu bagaimana cara mengusir seseorang," tutur Tan.
Tan mengaku ini cepat-cepat mengakhiri semuanya. Lalu dia memutuskan untuk mencari teleponnya untuk menelepon seseorang. Dia pergi ke kursi belakang dan memegang tangannya.
"Saat saya menggeledah tasnya, dia menyandarkan kepalanya di bahu saya. Kemudian saya tidak dapat menemukan ponselnya, tetapi saya menemukan IC-nya di dompetnya. Lalu saya catat alamatnya," kata Tan.
"Setelah saya memasukkan IC kembali ke dalam tas, saya berbalik dan hal berikutnya yang saya tahu, kami akhirnya berciuman."
Ketika pengacaranya bertanya siapa yang memulai ciuman itu, Tan menjawab: "Bukan saya."
Dia mengatakan mereka mulai berciuman dan menyentuh satu sama lain dan mengklaim gadis itu melepas pakaian. Di sanalah Tan yakin, kalau remaja itu tidak mabuk.
"Saya tidak berpikir dia mabuk. Ya, temannya memang menyebutkan dia mungkin minum sedikit. Sepanjang jalan saya membuat penilaian - saya mendengarkan percakapan serta percakapan saya dengannya, saya benar-benar sampai pada kesimpulan dia tidak mabuk," kata Tan.
Katanya, terjadi kontak mata selama beberapa waktu. Karena perempuan ini coba melebarkan kakinya, Tan berpikir berarti dia menginginkan seks.
"Pada titik waktu ini saya merasa sedikit bingung," katanya.
"Di satu sisi, saya tidak pernah ingin berhubungan seks namun saya menemukan diri saya dalam situasi ini, jadi ya, saya sedikit bermasalah dan banyak emosi yang campur aduk."
Dia menambahkan bahwa ini adalah situasi yang tidak dia minta atau rencanakan, berhubungan seks dengan orang asing.
"Saya merasa sedikit bingung, pada saat yang sama saya merasa sedikit bermasalah, karena saya sudah menikah dan saya punya anak dan keluarga di rumah. Jadi emosi semacam itu - saya hanya merasa di mana-mana ."
Pengemudi Grab lainnya menemukan wanita itu tergeletak di tengah jalan pada pukul 4.40 pagi. Dia tidak memakai pakaian dalam. DNA Tan kemudian ditemukan di celana dalamnya.
Persidangan berlanjut. Jika terbukti melakukan percobaan pemerkosaan atau penyerangan seksual melalui penetrasi, Tan bisa dipenjara hingga 20 tahun, didenda, atau dicambuk.
Jika terbukti bersalah karena keterlaluan, dia bisa dipenjara hingga dua tahun, didenda, dicambuk, atau diberikan kombinasi dari hukuman ini.