Nama Nadiem Makarim digadang-gadang bakal menjadi menteri di Kabinet Kerja Jilid II Jokowi-Ma’ruf.
Sehari setelah pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, Joko Widodo (Jokowi) memanggil sejumlah tokoh untuk datang ke Istana Negara, salah satunya adalah Nadiem Makarim.
Pasca memenuhi undangan tersebut, pendiri sekaligus CEO startup Gojek ini mengaku, kehadirannya di Istana adalah terkait tawaran Presiden Jokowi untuk menjadikannya sebagai menteri di pemerintahan periode 2019-2024.
“Saya mendapat penghormatan yang luar biasa untuk bisa bergabung di Kabinet Pak Presiden,” kata Nadiem mengutip dari Kompas.com, Senin (21/10/2019).
Profil Nadiem Makarim
Nama Nadiem sudah lama digadang-gadang bakal menjadi salah satu menteri di Kabinet Jokowi-Ma’ruf. Lantas seperti apa sosoknya?
Nadiem lahir di Singapura pada 4 Juli 1984 dari pasangan Nono Anwar Makarim dan Atika Algadrie.
Ayahnya adalah seorang pengecara kondang keturunan Arab asal Pekalongan Jawa Tengah, sedangkan ibunya seorang pekerja non-profit yang berasal dari Pasuruan Jawa Timur.
Nadiem merupakan anak bungsu dari 3 bersaudara. Ia juga satu-satunya anak laki-laki dalam keluarga tersebut.
Nadiem menamatkan pendidikan sekolah dasar dan menengah di Jakarta. Kemudian ia melanjutkan SMA-nya di Singapura.
Setelah lulus, Nadiem kemudian melanjutkan pendidikannya di Brown University, Amerika Serikat dengan jurusan Hubungan Internasional.
Setelah berhasil mendapatkan gelar BA, ia mengambil program master di Harvard Business School dan meraih gelar MBA (Master of Business Administration).
Nadiem tercatat pernah bekerja di lembaga konsultan ternama yang berbasis di Jakarta Mckinsey & Company selama tiga tahun.
Selain itu, Nadiem juga pernah bekerja sebagai Co-Founder dan Managing Editor di Zalora Indonesia serta menjadi Chief Innovation Officer Kartuku.
Saat bekerja di perusahaan milik orang lain, Nadiem mengaku tidak betah. Ia pun memberanikan diri untuk berhenti dari pekerjaannya dan mulai mendirikan perusahaan startup GO-JEK pada tahun 2011. Ide tersebut muncul setelah ia berdiskusi dengan tukang ojek langgananya.
Asal tau saja, suami Franka Franklin ini lebih senang menggunakan ojek untuk menembus kemacetan Jakarta ketimbang menggunakan kendaraan pribadi.
Pada awalnya, Gojek hanya mempunyai 20 driver dengan sistem pelayanan via call center. Dimana pelanggan harus menghubungi langsung call center untuk mendapatkan driver terdekat.
Di kemudian hari, Nadiem memiliki ide untuk menghubungkan penumpang dengan tukang ojek melalui aplikasi smartphone.
Lalu, pada tahun 2015, Nadiem kemudian meluncurkan aplikasi Gojek yang memuat layanan transportasi online dengan jasa pembayaran dengan GoPay, jasa pesan antar makanan (Go-Food), jasa antar barang (Go-Send) dan berbagai macam fitur lainnya.
Kini gojek telah berhasil menyandang status sebagai decacorn alias perusahaan dengan valuasi melebihi 10 miliar dolar AS. Gojek juga telah melakukan ekspansi di sejumlah negara-negara di kawasan Asia Tenggara seperti Thailand, Vietnam, Malaysia dan juga Singapura.
Keberhasilan Nadiem mengembangkan Gojek membuat ia didapuk menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia.
berdasarkan laporan Globe Asia pada pertengahan tahun lalu, harta kekayaan Nadiem Makarim telah melampaui 100 juta dolar AS, serta membuatnya berada di peringkat 150 sebagai orang terkaya di Indonesia.