Djawanews.com – Kegiatan Diklat Menwa UNS di Solo telah menimbulkan jatuhnya korban, yakni seorang mahasiswa bernama Giland Endi S. Dari kabar terbaru mengungkapkan bahwa korban meninggal dengan kondisi banyak luka lebam di tubuhnya.
Gilang Endi S (GE), mahasiswa asal Karangpandan, Karanganyar, meninggal dunia setelah mengikuti Diklat Resimen Mahasiswa (Menwa) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo.
Gilang Endi tercatat sebagai mahasiswa semester III Program Studi (Prodi) Keselamatan dan Keselamatan Kerja (K3) Sekolah Vokasi (SV) UNS Solo. Di mata teman-temannya, Gilang Endi S dikenal sebagai mahasiswa yang aktif di organisasi.
Penyebab pasti meninggalnya mahasiswa UNS, GE (20) saat mengikuti Diklat Menwa masih menjadi teka-teki. Dari pihak keluarga kini tengah menunggu hasil penyelidikan dari pihak kepolisian dan hasil autopsi.
Kronologi Ikut Diklat Menwa UNS, GE Justru Dikabarkan Tewas ke Pihak Keluarga
Paman korban, Sutarno mengungkapkan kejadian tersebut diawali ketika GE mengikuti kegiatan panjat tebing dalam rangkaian Diklat Menwa UNS
Sutarno menjelaskan masih belum diketahui secara pasti apa penyebab kematian korban, apakah murni karena kecelakaan atau kekerasan alias perpeloncoan saat diklat calon anggota itu.
Sutarno menduga korban meninggal lebih dari dua jam sebelum dikabari oleh panitia Menwa UNS pada pukul 02.00 WIB.
“Kalau melihat lukanya seperti itu, nggak satu atau dua jam, kemungkinan sudah lama, karena cairan yang keluar dari kepalanya sudah bau,” kata dia.
Berdasarkan informasi terbaru dari pihak keluarga, diduga korban sudah meninggal pada hari Minggu (24/10) sekitar pukul 10.00 WIB.
Kemungkinan, saat masih di lokasi kejadian, korban sudah dalam kondisi meninggal dunia. “Korban baru dibawa ke rumah sakit, sebelum akhirnya kabar duka tersebut terdengar oleh keluarga,” kata Sutarno.
Kemudian, pihak keluarga diajak ke Rumah Sakit Umum Daerah Moewardi dan baru mengetahui jika anak pertama tersebut sudah terbujur kaku di ruang jenazah.
Pada awalnya keluarga tidak merasa curiga, namun ketika korban akan dimakamkan ditemukan banyak luka lebam di bagian tubuh GE.
Sutarno mengatakan awalnya keluarga merasa tidak curiga, terhadap penyebab kematian anaknya. “Kondisi jenazah memang tidak diperiksa, karena tidak tega, inginnya segera dibawa pulang,” ungkapnya.
Ketika di rumah duka, keluarga baru mengetahui kondisi korban yang ternyata dipenuhi luka, terutama di bagian wajah. Kini keluarga sedang menunggu hasil autopsi untuk mengetahui kebenaran dari kasus kematian GE yang pamit ikut Diklat Menwa UNS.
Untuk mendapatkan warta harian terbaru lainya, ikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.