Djawanews.com – Pegiat Media Sosial, Denny Siregar membandingkan ilmu ekonomi Rizal Ramli dengan Kaesang Pangarep. Dia menyebut Rizal Ramli ketinggalan jauh dari putra presiden Jokowi itu.
Kedua putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep belakangan menjadi sorotan usai dilaporkan ke KPK. Banyak yang mempertanyakan sumber kekayaan Gibran dan Kaesang hingga mampu memiliki banyak anak perusahaan.
Menanggapi hal itu, Denny Siregar menjelaskan secara sederhana soal model bisnis yang dijalankan oleh Kaesang. Namun dengan penuh nada sindiran, dia mengimbau agar Rizal Ramli tidak menonton video tersebut lantaran ilmu ekonominya yang ketinggalan zaman dan sibuk memenuhi hasrat politiknya jadi presiden.
"Tapi sebelumnya tolong kasih tahu Rizal Ramli dulu ya supaya tidak menonton video ini takutnya dia pingsan karena ternyata ilmu ekonominya sudah jadul dan ketinggalan jauh banget, karena dia lebih sibuk pengen jadi presiden daripada menambah ilmu tentang model bisnis baru yang sekarang sedang berjalan," kata Denny dalam saluran YouTube Cokro TV dikutip pada Senin, 17 Januari.
Dia pun mengibaratkan cara Kaesang melebarkan sayap bisnis yang pada awalnya menekuni satu bidang, kemudian merambah ke berbagai sektor bisnis lainnya.
Denny menyebut apa yang dilakukan Kaesang sebenarnya sudah lumrah dipakai oleh para pebisnis di era digital saat ini, di antaranya sebagaimana yang dilakukan oleh berbagai platform jejaring digital, seperti Facebook, Google, dan YouTube.
Tentunya, kata Denny, di belakang perusahaan digital raksasa itu ada strategi skema keungan yang sangat canggih.
"Begitulah model bisnis sekarang, dan begitulah kenapa Facebook, Google, YouTube bisa tumbuh jadi perusahaan raksasa. Di belakang perusahaan-perusahaan raksasa itu ada permainan skema keuangan yang sangat canggih. Keuntungan para investor bahkan bukan lagi dari omzet perusahaan tapi nilai atau kenaikan harga sahamnya.," ujar Denny Siregar.
"Karena itulah untuk menaikkan nilai atau harga saham, perusahaan biasanya butuh nama besar yang bisa dijual. Di situlah perannya Ellen Musk, Jack Ma, Mark Zuckerberg, Steve Jobs dan lain-lain," sambungnya.
Denny kemudian menyebut beberapa tokoh publik di Indonesia yang memiliki strategi bisnis semacam itu, sehingga mereka tidak lagi membeli perusahaan dengan memakain uang pribadi, melainkan menggunakan uang inverstor yang percaya kepada mereka.
"Di Indonesia kita kenal dengan nama nadiem Makarim, Raffi Ahmad, Kaesang, Deddy Corbuzier, dan banyak lagi. Mereka sudah tidak membeli perusahaan lain dengan uang sendiri tetapi pakai uang orang lain yaitu para investor-investor baru yang menawarkan uangnya supaya bisa kita kelola dan mendatangkan keuntungan besar buat mereka 10 tahun ke depan. Ini memang modal bisnis millenial bukan baby boomer yang butuh kerja puluhan tahun supaya perusahaannya besar," imbuhnya.