Djawanews.com – Seorang pejabat senior Thailand mengatakan negaranya bakal menghentikan penggunaan vaksin Sinovac dari China ketika persediaan saat ini habis. Sebagai gantinya, pemerintah Thailand akan menggunakan vaksin COVID-19 yang dikembangkan Barat, demikian dilaporkan Reuters.
Terhitung sudah lebih dari 31,5 juta dosis Sinovac yang digunakan Thailand sejak Februari 2021. Dimulai dengan dua dosis untuk pekerja garis depan, kelompok berisiko tinggi dan penduduk Phuket, sebuah pulau liburan yang dibuka kembali untuk turis pada awal skema percontohan.
Pada bulan Juli 2021, Thailand menjadi negara pertama yang menggabungkan suntikan Cina dan Barat yakni dengan menyuntikkan Sinovac sebagai dosis pertama diikuti dengan AstraZeneca yang dikembangkan Universitas Oxford. Dan menurut pejabat kesehatan hal itu terbukti efektif.
"Kami berharap telah mendistribusikan semua dosis Sinovac minggu ini," kata pejabat kesehatan Opas Karnkawinpong, dan menambahkan program akan beralih untuk menggabungkan vaksin AstraZeneca dengan yang dibuat oleh Pfizerdan BioNTech.
Direncanakan, tahun depan Thailand akan membeli total 120 juta dosis vaksin COVID-19 dan telah memesan 60 juta dosis AstraZeneca, yang diproduksi secara lokal.
Thailand mengatakan hanya akan menggunakan vaksin yang efektif melawan varian baru.