Djawanews.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi antusiasme 29 perusahaan Singapura untuk berinvestasi dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim). Jokowi berharap Singapura mendukung pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di IKN.
“Dan saya berharap dukungan pembangunan PLTS di IKN,” kata Presiden Jokowi saat konferensi pers bersama Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong usai kedua pemimpin melakukan pertemuan di Istana Bogor, Senin.
Dalam pertemuan berformat retreat tersebut, Jokowi menawarkan kepada Singapura beberapa peluang investasi di Indonesia, di antaranya untuk manufaktur tekstil di Kendal Industrial Park serta pembangunan pusat data di Nongsa Digital Park, Batam.
“Rencana ekspor listrik ke Singapura terus didorong termasuk investasi industri hijau pendukung,” kata dia..
Terkait ketahanan pangan, Indonesia dan Singapura sepakat untuk mendorong kerja sama transfer teknologi dan pertukaran IPTEK pengolahan pangan.
Indonesia juga mengundang Singapura untuk menjadi pengembang tiga kawasan industri produk halal, yaitu di Bintan, Serang, dan Sidoarjo.
Di bidang sosial budaya, Presiden Jokowi dan PM Lee membahas penguatan transformasi kesehatan melalui investasi pembangunan rumah sakit dan klinik, pengembangan kapasitas tenaga medis, digitalisasi kesehatan, dan pengembangan KEK kesehatan di Bali.
Ketika mendiskusikan isu kawasan dan global, kedua pemimpin sepakat untuk terus mendorong terciptanya perdamaian di Timur Tengah dan berupaya terus memperkuat sentralitas ASEAN.
Retreat ketujuh itu merupakan terakhir kalinya bagi Jokowi maupun Lee sebelum masa pemerintahan mereka berakhir tahun ini.
“Ini merupakan sinyal kuat bagi kontinuitas kerja sama kedua negara, Singapura dan Indonesia,” tutur Jokowi.
Kedua pemimpin juga menyambut baik telah berlakunya perjanjian penyesuaian pelayanan ruang udara (Flight Information Region/FIR), pertahanan, dan ekstradisi --yang ke depannya perlu dipastikan implementasinya berjalan penuh.
Dalam retreat tersebut, Presiden Jokowi dan PM Lee menyaksikan penandatanganan dua nota kesepahaman kerja sama oleh para menteri terkait kedua negara, yakni di bidang pemberdayaan masyarakat di ekosistem mangrove dan bidang pertahanan.