Masih ada dokter berhati mulia yang memberikan pelayanan terbaik tanpa memerlukan biaya yang mahal.
Dokter merupakan profesi yang diraih dengan megorbankan banyak waktu dan membutuhkan biaya pendidikan yang mahal. Setidaknya seseorang harus merogoh kocek ratusan juta rupiah untuk dapat merampungkan studi kedokteran.
Namun, mahalnya biaya pendidikan dokter, tenyata tidak membuat semua dokter mengenakan tarif yang mahal ketika memberikan pelayanan kesehatan. Beberapa dari mereka memiliki hati yang mulia dengan memberikan pelayan kesehatan terbaik kepada pasien tanpa memungut biaya sepeserpun.
Kisah sejumlah dokter berhati mulia
- Dokter Yusuf Nugraha
Dokter Yusuf Nugraha merupakan seorang dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Jendral Achmad Yani, Cimani, Bandung, Jawa Barat.
Setelah menamatkan studinya, Dokter Yusuf memutuskan untuk pulang kekampung halaman di Desa Sukasari, kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur. Di sana, dia membuka sebuah klinik yang dinamainya Klinik Harapan Sehat.
Klinik yang dikelola oleh Dokter Yusuf ini merupakan klinik yang unik. Pasalnya, biaya pengobatan di klinik tersebut dapat diganti dengan membaca Alqur’an sebanyak 1 juz ataupun dengan menukar 10 botol plastik bekas.
- Dokter Lo Siaw Ging
Di kota Solo, ada seorang dokter yang selalu memberikan pelayanan kesehatan gratis kepada setiap orang yang berobat kepadanya. Ia adalah Dokter Lo Siaw Ging atau akrab disapa Dokter Lo.
Dokter Lo berpendapat bahwa, profesi dokter adalah menolong orang yang sakit dan bukan menjual obat. Selain itu keputusannya untuk memberikan pelayanan gratis kepada pasiennya adalah karena pesan median ayahnya. “Menjadi dokter jangan berdagang,”
- Dokter Aznan Lelo
Dokter Aznan Lelo juga merupakan dokter yang tidak menetapkan tarif kepada pasien yang ingin periksa kepadanya. Alamat praktek dokter ini berada di Jalan Puri Medan, Kelurahan Komat, Kecamatan Medan Area, Kabupaten Medan, Sumatera Utara.
Yang menarik, tidak ada papan praktek dokter di klinik milik dr. Aznan. Namun pasien yang datang kesana, selalu berjibun dan selalu memenuhi ruang tunggu pasien yang semula merupakan garasi dari rumah Dokter Aznan.
Pasien yang berobat kesana dapat membayar dengan sesuka hati melalui sebuah amplop yang disediakan di meja registrasi. Amplop yang sudah terisi kemudian dibawa masuk pada saat periksa dan ditinggal di meja dr. Aznan pada saat selesai pemeriksaaan.
Kendati demikan, tidak sedikit pula dari mereka yang menyerahkan kembali amplop tersebut tanpa memasukkan uang sedikitpun kedalamnya. Namun itu tidak menjadi persoalan bagi Dokter Aznan
Dokter berhati mulia ini juga sering membuat obat racikan untuk para pasiennya. Terkadang, ia juga memberikan resep berupa obat-obat generik yang dapat dibeli di apotek dengan harga yang sangat terjangkau.