Djawanews.com – Ketidakhadiran Densus 88 Antiteror dalam menangkal aksi teror yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua menjadi pertanyaan besar bagi semua kalangan, mulai dari masyarkat hingga para politisi.
Padahal kelompok KKB di Papua telah benar-benar meresahkan negara lantaran tindakan teror yang telah menimbulkan kerugian, baik materi maupun immateril.
Pertanyaan itu mulai diungkapkan oleh Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid ketika menanggapi penangkapan 3 terduga teroris oleh Densus 88 Antiteror.
Hidayat mengingatkan bahwa sejak April lalu, KKB Papua sudah dinyatakan negara dalam hal ini Menko Polhukam Mahfud MD sebagai kelompok teroris.
“Bahkan, mereka sudah menantang negara, menurunkan bendera merah putih, mereka sudah membunuh prajurit TNI, Polri, membunuh nakes, membakar pasar, puskesmas, dan sekolah. Ini teroris yang nyata di depan mata dan mengancam NKRI. Kok, tidak kedengaran Densus 88 yang melakukan penangkapan,” katanya kepada wartawan.
Dengan ditangkapnya tiga ulama dan tidak adanya gaung untuk penangkapan KKB di Papua, Hidayat khawatir hal ini akan menimbulkan pertanyaan besar di tengah masyarakat. Salah satunya tentang penanganan Densus 88 Antiteror yang selalu menyasar kelompok beragama.
“Ketidakadilan begini memunculkan tanda tanya besar, kenapa yang kemudian disasar pihak yang beragama Islam,” tutupnya.
Menurut anda sendiri, bagaimana menanggapi Densus 88 Antiteror yang tidak ikut hadir dalam upaya penangkapan dan pemberantasan KKB di Papua?
Untuk mendapatkan warta harian terbaru lainya, ikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.