Djawanews.com – Rencana pemerintah untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite menarik perhatian para tokoh publik, salah satunya mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti.
Menurut Susi, ketimbang menaikkan harga Pertalite, lebih baik pemerintah melakukan penghematan dalam pengeluaran negara.
Beredar kabar harga BBM jenis Pertalite yang saat ini Rp7.650 per liter akan naik hingga Rp10.000 per liter.
Susi lantas memberikan contoh penghematan yang bisa dilakukan pemerintah yaitu membubarkan lembaga-lembaga yang tidak penting, serta melakukan merger terhadap Kementerian/lembaga yang tupoksinya hampir sama.
"Penghematan juga perlu dilakukan institusi Pemerintah, supaya anggaran tidak berat.. Bubarkan lembaga2/ komisi2 yg tidak diperlukan & tidak signifikan keberadaannya. Bila perlu Departemen di Merge. Kejakgung & Kemenkumham, Deperindag & Industri jdkan direktorat Dagli dll," kata Susi Pudjiastuti melalui akun Twitternya @susipudjiastuti, dikutip pada Rabu, 24 Agustus.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan terang-terangan menyebut pengumuman harga BBM naik akan dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pekan ini.
"Mungkin minggu depan (minggu ini) presiden akan mengumumkan mengenai apa dan bagaimana mengenai kenaikan harga (BBM) ini," ujarnya, dalam kuliah umum di Universitas Hasanuddin, Jumat 18 Agustus 2022.
Luhut menegaskan bahwa pemerintah seperti tak punya pilihan lain karena harga minyak mentah dunia melonjak setelah perang Rusia-Ukraina. Hal itu berpotensi membuat belanja subsidi energi semakin membengkak.
"Jadi, presiden sudah mengindikasikan tidak mungkin kita mempertahankan demikian karena harga BBM kita termurah se-kawasan dan itu beban untuk APBN," terang Luhut.
Sebagai informasi, tahun ini pemerintah mengalokasikan subsidi energi sebesar Rp502 triliun, sebuah angka yang cukup besar jika dibandingkan dengan rencana awal yang hanya Rp170 triliun. Sementara, harga BBM penugasan Pertalite masih ditahan di level Rp7.650 per liter dan Solar bersubsidi Rp5.150 per liter.