Pemerintah Malaysia telah mengizinkan layanan penyedia jasa transportasi online asal Indonesia Go-Jek untuk mulai beroperasi terbatas pada Januari 2020 mendatang. Hal ini disampaikan oleh Menteri Transportasi Malaysia Anthony Loke Siew Fook pada Selasa (05/11), seperti dikutip dari Reuters via CNBCIndonesia.com.
Anthony mengatakan Go-Jek akan diberikan izin untuk beroperasi di Malaysia selama enam bulan lebih untuk menjalankan konsep bisnis mereka dan mengukur permintaan masyarakat Malaysia terhadap layanan transportasi online ini.
Lampu Hijau dari Pemerintah Malaysia
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad telah memerintahkan Menteri Transportasi dan Menteri Pemuda dan Olahraga Syed Saddiq Abdul Rahman untuk mengkaji aturan untuk memuluskan kehadiran Go-Jek di Malaysia.
Syed Saddiq mengatakan kehadiran Go-Jek nantinya untuk mendorong ekonomi digital di Malaysia. Ia menyebut negara-negara seperti Thailand, Vietnam dan Indonesia telah membangun jaringan platform roda dua untuk memacu ekonomi digital di negara tersebut.
“Jika kita melihat Thailand, mereka memiliki sistem pengiriman e-commerce terbaik (di kawasan ASEAN) sebelum kedatangan Grab dan Go-Jek … Sebelum keduanya (Grab dan Go-Jek) datang, mereka menangani sekitar 10.000 paket sehari tetapi jumlahnya meningkat empat kali lipat sesudahnya,” ujar Syed Saddiq, seperti dilansir dari Bernama via CNBCIndonesia.com, Kamis (17/10) beberapa waktu lalu.
“Ini berarti pengusaha kecil dapat menikmati manfaatnya karena ekonomi e-commerce tumbuh dengan cepat. Jika kita pergi ke Bangkok, Indonesia atau Vietnam, orang-orang dapat memesan makanan di warung untuk dikirim ke rumah mereka. Kami menginginkan ekosistem ini karena dapat membantu pengusaha yang lebih kecil.”
Sebagai informasi, sebelumnya Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia Syed Saddiq telah membuat jajak pendapat terkait rencana operasional aplikasi yang didirikan oleh Nadiem Makarim itu di akun Twitter-nya.
Hasilnya, sebagaian besar warganet memilih memutuskan setuju Go-Jek masuk Malaysia. Sebagian juga meminta kepada pemerintah Malaysia untuk mendukung startup lokal dan tetap mengontrol kebijakan secara ketat.
Aplikasi Saingan Go-Jek di Negeri Jiran
Jika Go-Jek benar-benar akan mengaspal di Malaysia pada tahun 2020 mendatang, nantinya Go-Jek akan bersaing dengan beberapa aplikasi di Negeri Jiran yang bisnisnya menyerupai bisnis Go-Jek. Berikut ini, beberapa aplikasi di Malaysia yang akan menjadi saingan Go-Jek disana.
1. Grab
Grab merupakan sebuah aplikasi ojek online asal Singapura. Aplikasi Grab telah diunduh sebanyak lebih dari 155 juta, memberikan pengguna Grab kemudahan untuk terhubung dengan 9 juta mitra pengemudi dan agen.
Grab menyediakan layanan transportasi on-demand di Asia
Tenggara, serta layanan pengantaran makanan dan barang di lebih dari 338 kota di 8 negara. Pada Desember 2018, perusahaan mengklaim telah mendapat total pendanaan sebesar US$6,5 miliar atau sekitar Rp92,6 triliun.
Layanan Grab di Malaysia mencakup GrabCar, GrabRide, GrabSend, hingga GrabFood.
2. MatDespatch
Nah, untuk urusan layanan pengantaran barang di Malaysia, GoSend bakal mengusik para pemain layanan pengataran barang pintu ke pintu berbasis aplikasi di Malaysia. Salah satu pemain lokal pengantaran barang di Malaysia adalah MatDespatch.
3. Karhoo
Sama halnya dengan MatDespatch, Karhoo merupakan layanan pengantaran barang pintu ke pintu berbasis aplikasi asli Malaysia.
4. Dego
Dego merupakan aplikasi besutan putra bangsa Malaysia, Nabil Bhamadhay yang saat ini menjabat sebagai CEO Dego. Dego hanya menyediakan layanan ojek online dan pengiriman barang pintu ke pintu.
Berbeda dengan Grab dan Go-Ojek, Dego Ride memiliki jam kerja dari jam 9 pagi hingga jam 10 malam. Layanan Dego juga masih terbatas di pusat ibukota Malaysia, Lembang Klang.