Djawanews.com – Sekelompok delegasi China yang berasal dari lima perusahaan sudah tiba di Afghanistan. Mereka diketahui menggunakan visa khusus dan mulai mengeksplorasi tanah dengan kandungan lithium bernilai triliunan dolar.
"(Mereka) telah tiba di Chinatown dan sedang melakukan inspeksi di Afghanistan seperti yang direncanakan," ujar Yu Minghui, seorang direktur komite yang membantu perusahaan-perusahaan China untuk mengeksplorasi peluang bisnis di Afghanistan.
Dilaporkan oleh surat kabar Jepang Nikkei Asia pada Agustus lalu, China memposisikan dirinya untuk menjadi mitra internasional utama bagi Taliban setelah jatuhnya Kabul. Laporan itu sekaligus menambahkan bahwa Beijing juga mengincar bahan langka bumi senilai 1 hingga 2 triliun dolar di Afghanistan, terutama lithium.
Senada dengan hal itu, Komandan Sekutu Tertinggi ke-16 NATO, James Stavridis mengatakan China berusaha untuk mengonsolidasikan sebanyak mungkin kendali atas rantai pasokan strategis untuk segala hal, mulai dari microchip hingga baterai mobil listrik.
Meski minat untuk melebarkan sayap di Afghanistan tumbuh di antara perusahaan-perusahaan China, namun ketidakpastian mengenai kebijakan, keamanan, ekonomi, dan infrastruktur masih menjadi hambatan.
Di sinilah Pakistan memiliki peluang untuk bekerja sama dengan China dalam mengeksploitasi kekayaan mineral dan menghalangi India dari peran dengan rezim Taliban. Dan para ahli percaya Pakistan akan melakukan kerja sama denagn China.