Djawanews.com – China berencana membuka perbatasan pada 8 Januari 2023 meskipun ada gelombang infeksi COVID-19 baru. Menanggapi hal itu, pejabat pemerintah Uni Eropa merekomendasikan penumpang yang terbang dari China ke Uni Eropa harus menjalani tes COVID-19 negatif sebelum mereka naik pesawat.
Rekomendasi tersebut berasal dari kelompok Penanggulangan Krisis Politik Terintegrasi (IPCR) Uni Eropa, badan yang terdiri dari pejabat dari 27 anggota Uni Eropa, dan sejalan dengan rekomendasi yang dibuat sebelumnya oleh Komisi Eropa, melansir Reuters 5 Januari.
IPCR juga merekomendasikan, semua penumpang dalam penerbangan ke dan dari Tiongkok harus memakai masker wajah. Pemerintah Uni Eropa juga memberlakukan pengujian acak terhadap penumpang yang datang dari Tiongkok, menguji dan mengurutkan air limbah di bandara dengan penerbangan internasional dan pesawat yang tiba dari Tiongkok.
IPCR mengatakan, bersama dengan Pusat Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC), departemen urusan luar negeri Komisi dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan terus memantau situasi epidemiologis di Uni Eropa dan perkembangan di China.
"Negara-negara anggota setuju untuk menilai situasi dan meninjau kembali langkah-langkah yang diperkenalkan pada pertengahan Januari 2023," kata IPCR dalam pernyataannya.
Pusat Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) mengatakan pekan lalu, saat ini tidak merekomendasikan tindakan terhadap pelancong dari China, karena varian yang beredar di China sudah ada di Uni Eropa.
ECDC juga mengatakan warga Uni Eropa memiliki tingkat vaksinasi yang relatif tinggi, sementara potensi infeksi impor rendah dibandingkan dengan infeksi harian di Uni Eropa, dengan sistem perawatan kesehatan yang saat ini sedang mengatasinya.