Djawanews.com - Tulisan media Singapura, Channel News Asia, bisa jadi menampar jajaran Pemprov DKI. Ada sebuah perkantoran di Jakarta yang memaksa dua ibu hamil datang ke kantor saat PPKM Level 4 diberlakukan.
‘My bosses are taking COVID-19 lightly’: Some Jakarta employees told to work in office despite COVID-19 curbs. Itu adalah judul tulisan yang dipublish oleh Channel News Asia, Senin 9 Agustus.
Media ini mengutip sejumlah karyawan yang meminta namanya disamarkan. Mereka berkeluh kesah perusahaannya tidak mengikuti anjuran pemerintah yang mewajibkan WFH.
Selama ini banyak para pekerja yang kucing-kucingan dengan razia acak dari Pemprov DKI. Para perusahaan tetap memaksa para karyawannya masuk karena merasa sudah banyak mengeluarkan dana untuk menyewa ruang perkantoran.
"Di perusahaan saya, semua pekerja diwajibkan datang ke kantor. Perusahaan berargumen bahwa mereka telah menghabiskan banyak uang untuk menyewa ruang kantor dan tidak ingin menyia-nyiakannya. Ada dua wanita hamil di divisi saya. Mereka juga disuruh datang ke kantor," kata seorang pegawai.
Media ini mendapat informasi kalau aturan PPKM banyak ditabrak oleh sejumlah kantor. Kantor-kantor beroperasi penuh dengan mewajibkan karyawannya masuk.
Pos penyekatan yang dilakukan pemerintah hanya untuk memaksa para karyawan ini putar otak mencari cara supaya bisa tetap tiba di kantor.
Salah seorang pekerja di sektor teknologi bercerita kalau awalnya perusahaannya setuju melakukan WFH. Tapi akhir bulan Juli lalu, kebijakan WFH dicabut. Para karyawan diminta kembali bekerja dari kantor sejak 26 Juli.
“Saya merasa bos saya menganggap enteng Covid-19. Salah satu bos kami terjangkit Covid-19 tahun lalu tetapi dia pulih dengan cepat. Sejak itu, perusahaan telah menggunakan pengalamannya sebagai contoh. Mereka memberi tahu kami: 'lihat, Covid-19 tidak terlalu buruk. Berhentilah khawatir tentang kembali ke kantor',” katanya.
Dia mengklaim bahwa hampir tidak ada protokol kesehatan dan langkah-langkah jarak aman yang diterapkan.
"Setiap kali seorang karyawan dinyatakan positif, yang mereka lakukan hanyalah menyemprotkan cairan desinfektan di meja kami selama beberapa menit dan memberi tahu semua orang untuk kembali bekerja setelah selesai," katanya.