Dilansir dari blog.netray.id: Dugaan kasus pelecehan seksual yang dialami oleh musisi Indonesia Pradikta Wicaksono atau yang akrab dipanggil Dikta menjadi perbincangan di media sosial. Belakangan video dirinya setelah mengalami pelecehan tersebar ke publik dan mendaparkan banyak respons warganet.
Meski banyak di antara warganet yang menunjukkan simpati dan membela Dikta sebagai korban, Namun tak sedikit warganet yang merepons kasus itu dengan candaan yang tidak menunjukkan rasa simpati terhadap korban.
Di Twitter Netray mengamati perbincangan warganet terkait Dikta sejak 13 Januari 2023 hingga 17 Januari 2023. Tampak sentimen negatif pun mendominasi perbincangan warganet terkait topik ini. Pelecehan yang dialami Dikta diketahui terjadi pada Sabtu (14/1) malam usai dirinya manggung di Anjungan Sarinah, Jakarta Pusat.
Jika perbincangan sebelumnya berkaitan dengan Dikta yang menjadi salah satu juri di ajang pencarian bakat Indonesian Idol, pada 14 Januari perbincangan tersebut pun berubah menjadi topik seputar dugaan pelecehan seksual yang dialaminya.
Dapat diamati berdasarkan kosakata populer pada Gambar 2. perbincangan warganet didominasi oleh beberapa kata seperti pelecehan, kesakitan, gila, diremas, dan berbagai kosakata lainnya. Pelecehan yang dialami oleh Dikta menjadi bukti bahwa siapapun dapat menjadi korban pelecehan seksual tidak terbatas gender, termasuk laki-laki dan public figur.
Sebagian warganet merasa kaget dan sedih atas peristiwa yang dialami Dikta tersebut. Terlebih peristiwa tersebut terjadi di tempat umum yang membuat shock sebagian fansnya. Melalui video yang tersebar di media sosial tampak Dikta dengan wajah meringis berjalan sambil menahan sakit. Sayangnya hingga saat ini pelaku dari aksi tidak manusiawi tersebut belum juga ditemukan. Hal ini juga membuat warganet merasa kesal dan berang.
Respons Tak Simpati Warganet
Meski demikian, tidak semua warganet merasakan hal yang sama. Dalam menghadapi korban pelecehan seksual masih terdapat warganet yang tidak bersimpati justru menyalahkan korban dan menjadi bahan becandaan.
Salah satu opini tersebut seperti mengaitkan pakaian Dikta yang dinilai terlalu ketat dan membuat perempuan nafsu. Hal ini tentu bukan hal yang asing, opini semacam ini kerap kali muncul saat isu terkait pelecehan seksual terangkat ke publik. Tentunya opini semacam itu seharusnya tidak lagi diamini publik. Mengingat, bahwa pada dasarnya tidak ada satu pun manusia yang pantas dilecehkan terlepas dari apa pun pakaian yang dikenakan.
Selain itu tampak berbagai opini lainnya yang turut mengomentari pelecehan yang dialami Dikta dengan kata-kata yang kurang bijak, seperti ‘burung Dikta yang gemoy’ dan ‘tytyd kiyuti babang Dikta’. Kata-kata senonoh tersebut dicuitkan oleh warganet dalam merespon dugaan pelecehan yang dialami oleh Dikta. Daripada sebagai bentuk empati kata-kata tersebut lebih mengarah pada candaan yang berbau sexual objectification.
Sayangnya, tidak semua orang mau bersimpati terhadap korban pelecehan seksual, termasuk apa yang dialami oleh Dikta. Ketampanan dirinya justru membuat banyak warganet yang lebih tertarik menjadikan Dikta sebagai sexual objectification. Terutama kaum hawa yang mengaku kagum terhadap Dikta. Hal ini pun cukup disayangkan oleh beberapa warganet lainnya yang fokus berempati kepada korban pelecehan yang bisa saja mendapat trauma secara psikis.
Pelecehan seksual memang menjadi momok menakutkan, sebab siapapun dapat menjadi korban terlepas dari apapun gendernya. Pun siapapun dapat menjadi pelaku jika tidak dapat mengendalikan diri. Bahkan beragam komentar dan candaan yang diutarakan bisa saja tanpa disadari dapat menjadi verbal harassment terhadap orang lain meski tidak menyentuh secara fisik.
Kembali Naik Daun Warganet Mengaku Terdikta-dikta
Naman mantan vokalis Yovie and Nuno ini belakangan memang kembali booming setelah dirinya menjadi juri di Indonesian Idol. Kemunculan Dikta membuat warganet terpesona dengan ketampanan lelaki berusia 37 tahun ini. Bahkan warganet juga mempopulerkan kata ‘terdikta-dikta’.
Kemunculan Dikta sebagai juri di Idol kembali menaikkan popularitasnya. Tampak banyak warganet mengaku ‘terdikta-dikta‘ usai kemunculannya di Indonesian Idol. Namun banyaknya penggemar yang tengah jatuh hati padanya tersebut membuat dirinya tidak terhindarkan dari kejahatan yang terjadi. Sebagaimana diketahui aksi tidak menyenangkan tersebut terjadi setelah dirinya usai manggung dan diduga pelaku juga merupakan salah satu fans Dikta yang ikut berkerumun.
Di Twitter akun @lilithkis menjadi aku yang paling banyak mendapatkan impresi dengan topik perbincangan terkait Dikta selama periode pantauan Netray. Selain itu, tampak berbagai akun lainnya yang turut menjadi akun paling populer pada topik ini.
Sejak 13–14 Januari 2023 perbincangan terkait Dikta mencapi 6.629 cuitan dengan didominasi oleh perbincangan bersentimen negatif. Adapun jumlah impresi pada topik ini mencapai 354,7 ribu dengan berpotensi menjangkau 79,6 juta akun pengguna Twitter.
Hingga saat ini pelaku dari aksi kejahatan tersebut masih belum ditemukan. Peristiwa tidak menyenangkan yang dialami oleh Dikta membuktikan bahwa di ruang publik sekalipun pelecehan seksual dapat terjadi dan tidak memandang gender, baik laki-laki atau perempuan, public figur atau masyarakat umum dapat berpotensi menjadi korban.
Berdasarkan Catatan Tahunan Komnas Perempuan periode 2012 – 2021 (10 tahun) menunjukkan sekurangnya ada 49.762 laporan kasus kekerasan seksual. Komnas Perempuan pada Januari-November 2022 telah menerima 3.014 kasus kekerasan berbasis gender terhadap perempuan, termasuk 860 kasus kekerasan seksual di ranah publik/komunitas dan 899 kasus di ranah personal. Bahkan tidak hanya perempuan, laki-laki pun dapat menjadi korban pelecehan seksual.
Simak analisis terkini dan mendalam lainnya di analysis.netray.id. Untuk melakukan pemantauan terhadap isu yang sedang berkembang sesuai kebutuhan secara real time dapat berlangganan atau menggunakan percobaan gratis di netray.id.
Editor: Irwan Syambudi