Djawanews.com – Kasus Covid-19 masih menunjukkan angka yang semakin bertambah. Hal tersebut yang membuat Kota Solo menerapkan hajatan “drive thru”, namun hal tersebut dikomentari dengan tegas oleh Bupati Karanganyar Juliyatmono.
Menurut Juliyatmono hajatan drive thru tidak sesuai dengan budaya orang Indonesia khususnya Jawa. Perlu diketahui, pesta pernihakan drive thru memungkinkan para tamu hanya melihat pengantin dari kejauhan (biasanya mobil) tanpa bersamalam dan berada di tempat pernikahan dengan durasi lama.
“Dengan datang nyumbang pulang bawa bingkisan, tidak lumrah. Hajatan itu kalau dimaknai mendalam merupakan bentuk rasa syukur. Seperti itu (hajatan drive thru) malah seperti dibisniskan. Bukan budaya kita,” papar Juliyatmono dilansir dari KR (19/11).
Juliyatmono menyadari jika pesta hajatan memang perlu diatur, maka dirinya membatasi penyelenggaraannya hanya diperbolehkan di siang hari. Selain itu penyelenggara juga wajib melaporkan ke aparat setempat agar diawasi penerapan protokol kesehatan.
“Anjuran hajatan drive thru belum perlu. Kuncinya pada membudayakan disiplin kesehatan, Pakai masker, cuci tangan pakai air mengalir dan menjaga jarak,” jelasnya.
Perlu diketahui kasus Covid-19 di Karanganyar hingga 18 November 2020 adalah 494 orang kontak erat, dengan angka positif Covid-19, dan 74 meninggal dunia.
Selain pernyataan Bupati Karanganyar soal hajatan drive thru, simak berita menarik dari berbagai daerah lainnya di Nusantara hanya di Warta Harian Nasional Djawanews. Untuk mendapatkan informasi cepat dan menarik jangan lupa ikuti Instagram @djawanewscom.