Djawanews.com – Kasus bisnis tes PCR telah menjaid berita yang meledak di berbagai media. Seperti yang sudah diketahui, dugaan tes PCR dijadikan bisnis yang mengeruk uang rakyat tertuju pada Luhut Binsar dan Erick Thohir.
Wakil Ketua Umum Partai Rakyat Adil Makmur (Prima) Alif Kamal mengatakan, pihaknya bakal melaporkan Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri BUMN Erick Thohir ke KPK.
Pelaporan tersebut dilakukan terkait dugaan keterlibatan dari keduanya dalam bisnis harga tes PCR. “Kita masih menganalisa dan menyiapkan data-data untuk melaporkan dua menteri ini ke KPK dan Polri,” kata Alif.
Menurut Alif, ada duggan bahwa Luhut dan Erick Thohir terlibat dalam penyediaan tes PCR. “Keduanya dituding terlibat mendirikan PT GSI yang menyediakan tes PCR bagi masyarakat,” ungkapnya.
Dengan demikian, ia berharap agar KPK melakukan pemeriksaan terhadap kedua menteri kabinet Indonesia Maju itu. “KPK harus merespon duggan tersebut dengan memanggil mereka dan mengungkap permainan harga tes PCR,” tegasnya.
Luhut Diduga Jadi Dalang Bisnis Tes PCR, Jubirnya Angkat Suara
Pada waktu sebelumnya, Jubir Luhut, Jodi Mahardi pun meluruskan terkait dugaan tersebut. Ia pun membantah dan menentang kabar Luhut ikut mendirikan PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI) untuk bisnis tes PCR.
Jodi menjelaskan Luhut hanya mendorong pihak swasta yang hendak membantu penanganan pandemi.
“Tidak ada maksud bisnis dalam partisipasi Toba Sejahtra di GSI, apalagi Pak Luhut sendiri selama ini juga selalu menyuarakan agar harga tes PCR ini bisa terus diturunkan sehingga menjadi semakin terjangkau buat masyarakat,” kata Jodi.
Menurut Jodi, ada sejumlah pengusaha yang berniat membantu penanganan pandemi pada awal 2020. Para pengusaha tersebut mengajak Luhut mendirikan PT GSI yang berfokus melayani tes COVID-19.
GSI didirikan sebagai solusi atas sulitnya tes COVID-19 di awal pandemi. Sejumlah pengusaha besar patungan untuk membuat PT GSI. Kantor pertama PT GSI pun sumbangan dari salah seorang pengusaha.
Jodi menyampaikan PT GSI tidak pernah membagikan deviden, termasuk untuk Luhut. Keuntungan digunakan untuk menggelar tes COVID-19 gratis secara massal.
“GSI ini tujuannya bukan untuk mencari profit bagi para pemegang saham. Sesuai namanya, GSI ini Genomik Solidaritas Indonesia, memang ini adalah kewirausahaan sosial,” ujar Jodi.
Jika memang terbukti benar Luhut Binsar dan Erick Thohir jadikan bisnis tes PCR, maka sudah berapa banyak keuntungan yang didapatkan? Apalagi mengingat harga PCR pada awal masa pandemi 3-4 kali lipat dari sekarang.
Untuk mendapatkan warta harian terbaru lainya, ikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.