Djawanews.com – UNESCO resmi menetapkan budaya sarapan di Malayasia masuk ke dalam Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda. Keputusan ini diumumkan dalam Sidang ke-19 Komite Antar Pemerintah untuk Warisan Budaya Takbenda yang digelar di Asunción, Paraguay, pada 2-7 Desember 2024 lalu.
Mengutip dari Arab News, Selasa, 10 Desember 2024, budaya sarapan di Malaysia masuk daftar UNESCO karena menggambarkan keberagaman dan kebersamaan. Budaya sarapan tersebut dianggap sebagai salah satu wadah pemersatu antar etnis di negara tersebut.
Menu sarapan utama di Malaysia adalah nasi lemak, roti canai, hingga teh tarik. Semua menu ini bisa ditemukan dengan mudah, mulai dari di kawasan perkotaan, desa, sampai ruang pribadi.
Budaya sarapan ini memiliki unsur pemersatu etnis karena di Malaysia ada suku Melayu, Tionghoa, dan India, yang menjadi penjual makanan sekaligus para penikmat makanan.
Keberhasilan budaya sarapan di Malaysia masuk daftar UNESCO tidak lepas dari peran aktif pemerintah, terutama Kementerian Pariwisata, Seni, dan Kebudayaan Malaysia (MOTAC). Disebutkan semua kriteria yang dibutuhkan untuk masuk daftar UNESCO dimiliki oleh budaya sarapan Malaysia.
“Budaya sarapan di Malaysia menunjukkan keberagaman, keharmonisan, inklusivitas, hingga penerimaan pada masyarakat dari berbagai etnis. Ini termasuk ke dalam elemen warisan budaya takbenda sesuai kriteria yang ditetapkan UNESCO,” kata perwakilan MOTAC.
Sementara itu, Malaysia sendiri merupakan salah satu negara yang cukup aktif mengajukan budaya mereka ke dalam daftar UNESCO. Sebelumnya ada nasi lema hingga tempat bersejarah seperti George Town dan Taman Nasional Kinabalu.